Tan berlayar dengan Buraq, kapal yang mampu bermanuver dalam situasi dan medan apapun itu kini menyusuri aliran Sungai Siak. Berpatroli mencari kebenaran dibalik laporan komandan militer wilayah Riau yang mengatakan jika orang Suku Laut melakukan penyerangan terhadap kapal patroli lokal.
Dua hari lamanya kapal itu berputar, mondar mandir wilayah perairan Riau tanpa menemukan sesuatu yang mencurigakan. Tan selalu terpikirkan pada Cil yang pergi hanya bersama Syam ke tempat asing.
"Kalau Tuan Tan mengkhawatirkan Tuanku ada baiknya kita ke makam almarhum..." saran Nahkoda Salim ketika mereka mengopi bersama di geladak pada pagi hari. Menyandari pagar pembatas kapal.
"Tidak. Itu tidak mungkin. Kehadiran saya bersama Tuanku bisa membahayakan untuknya!"
Nahkoda Salim memperhatikan Tan yang terlihat sangat khawatir. "Bukankah laksamana paling jago menyamar?! Dengan menyamar tuan bisa mendekati Tuanku!"
