Hari itu Cil, Madi, Mai, Syam dan Nahkoda yang pendiam bermalam di rumah Dulah. Siti dan Mai tidur bersama di kamar utama, sementara Cil tidur bersama di kamar Iman. Para laki-laki dewasa akan tidur di ruang tengah rumah, namun hari itu mereka tidak tidur semalaman karena asik bercerita pengalaman yang pernah mereka lalui bersama atau pengalaman masing-masing.
Nahkoda yang pendiam dan asik sendiri dengan meniup bansi di anak tangga karena pintu rumah dibuka lebar, tak luput dari desakan untuk bercerita.
"Setidaknya berceritalah kenapa tuan Nahkoda sering meniup bansi lebih banyak dari orang lain?" desak Madi menghampiri si Nahkoda, duduk di anak tangga. Untung tidak ada nyamuk ketika mereka begadang semalamam dan membuka pintu karena di bawah kolong rumah telah dibakar putik buah suku yang rontok dan dikeringkan. Asapnya sangat ampuh mengusir nyamuk.
