Di tempat Nahkoda Malin yang berjalan bersama Mai, ke dua orang itu mengalami sedikit masalah dengan hanya berjalan berputar-putar di tempat yang sama hampir setengah jam lamanya andai tidak segera menyadari sesuatu.
"Tuan Malin." Panggil Mai dengan suara yang terdengar ketakutan.
Nahkoda Malin berhenti berjalan, melihat pada Mai yang telah berhenti tiga meter di belakangnya. "Apa kamu menyadarinya?"
Mai mengangguk pelan. "Itu pohon yang sama!" Mai menunjuk sebuah pohon karet yang sebesar pahanya dan ada sebuah goresan pisau yang sengaja dibuat oleh Mai sebagai penanda jalan yang dilaluinya agar tidak tersesat, namun ia sudah melewati pohon karet itu sebanyak tiga kali.
"Sepertinya kita harus mencari penyebabnya di sini selain berdoa!"
"Mencari penyebab?"