Madi dan Cil baru sampai di halaman rumah jabatan syahbandar ketika seorang ABK dari kapal penjelajah Nahkoda Malin datang dengan berlari. Madi berpaling melihat siapa yang datang dengan berlari. Sedikit heran Madi bertanya pada ABK.
"Kenapa kamu berlari macam dikejar setan?"
Cil yang memeluk gambus terbungkus tas serut kain hitam tali satu ikut berpaling melihat kedatangan ABK.
ABK itu berhenti berlari tepat di hadapan Madi dan Cil. Ke dua tangannya memegang lutut, mencoba mengambil nafas sebelum berbicara. "Maaf Tuan di kapal ada, ada..." ABK yang kehabisan nafas karena berlari itu kesulitan ketika berbicara.
"Tenang. Coba ambil nafas yang benar dahulu." Saran Madi merasa kasihan pada ABK yang baru berlari jauh-jauh dari kapal mereka ke rumah jabatan syahbandar malam hari, walau baru jam delapan malam.
