Malam baru memasuki pukul tujuh ketika Cil dan Madi jalan-jalan di sekitar pasar pelabuhan yang masih semarak oleh para pedagang. Beberapa obor dihidupkan pada tempat yang strategis agar penerangan merata di pasar itu, walaupun cahaya bulan lebih mampu menerangi setiap sudut pasar.
"Kacang, kacang rebus, pisang rebuuusss..." Seorang penjual kacang dan pisang rebus berseru menjajakan jualannya, menawarkan dagangannya pada Madi ketika melintasinya. "Pisang rebus, kacang rebusnya Tuan."
"Kacang rebus dua bungkus dan pisangnya dua saja." Madi membeli tanpa menawar. Mengeluarkan dua koin untuk membayar makanan itu.
"Terima kasih Tuan!" Pedagang itu tersenyum lebar menerima dua uang koin. Jumlah yang lebih banyak dari harga seharusnya.
Madi memberikan satu bungkus kacang pada Cil. "Ayo kita cari tempat untuk duduk."
Cil menerima bungkusan kacang dan mengangguk sekali.
