Bersama Nahkoda Malin dan Madi, Cil ikut mendatangi rumah dinas syahbandar yang ada di dekat pelabuhan. Wilayah yang diduduki syahbandar itu termasuk dalam wilayah kekuasaan dari sekutu Pagaruyung. Jadi Nahkoda Malin tidak perlu repot berdebat tentang pajak yang tak jarang dinaikkan semena-mena untuk masuk kantong sendiri oleh syahbandar bagi setiap kapal yang melintas dan berlabuh di kota pelabuhan itu.
Syahbandar itu adalah seorang pria tua yang terlihat sangat kejam dari luar! Tubuh kurus dengan tinggi yang biasa saja, kulit pucat, hidung panjang dan bengkok pada ujungnya membuat siapapun yang melihat pada pandangan pertama sudah pasti berkata 'wajah licik dan kejam!'. Tampaknya wajah itu sangat cocok berada di posisi seorang syahbandar. Tapi dengan wajahnya itu anak manapun akan takut padanya, termasuk Cil yang terus menempelkan tubuhnya pada Madi.