Begitu Cil menaiki kapal penjelajah Nahkoda Malin dengan membawa dua kantong kain berisi bahan obat-obatan, Nahkoda Malin langsung berlutut di hadapan Cil. Menyentuh ke dua pundak anak itu, memeriksa tubuhnya apa ada terluka atau tidak. Nahkoda Malin sangat cemas karena mendengar suara ledakan di sisi lain pulau.
"Tuanku tidak apa-apa?!"
"Cil tak apa Guru."
Nahkoda Malin yang masih memegang pundak Cil melihat pada Madi yang berdiri di belakang Cil. "Tadi kami di sini mendengar suara ledakan beberapa kali! Apa ada sesuatu yang terjadi?"
Madi tersenyum lebar. "Ya...kami sedikit bersenang-senang. Walau akhirnya habis dimarahi Tuanku..."
"Kenapa Tuanku marah sama pak cik Madi?"
Cil menunjuk pada Chun yang berdiri di samping kirinya. "Pak cik itu katanya mau buat kembang api sama pak cik Madi, tapi tak tahunya main bom dan menghancurkan kapal perompak!"