Siang hari sebelumnya. Kota Tinggi, Johor.
Dengan langkah panjang dan tergesa Laksamana Nuad berjalan mendahului pengawal yang ingin mengantar ke ruang singgasana bersama Wirata. Laksamana Nuad selalu mengutuk-ngutuk sepanjang perjalanan. Jadi ingin marah dan berteriak atas perlakuan yang diterimanya dari Datuk Laksamana, tapi sayangnya tidak bisa.
Di depan pintu ruang singgasana, mau secepat apapun Laksamana Nuad hendak masuk tetap saja dirinya harus disuruh menunggu izin dari Kepala Pengawal istana yang tidak bisa diganggu gugat. Laksamana Nuad menepuk-nepukan kakinya di lantai karena sudah tidak sabar.
Pintu dibuka oleh seorang pengawal yang menyampaikan pesan kepada Kepala Pengawal di dalam singgasana. "Silahkan masuk Tuan Laksamana."
Laksamana Nuad dan Wirata masuk ke dalam ruang singgasana tanpa melempar tatapan bermusuhan pada Kepala Pengawal. Membuat Kepala Pengawal menjadi heran sendiri dan tersenyum kecil lalu melirik kepada Ahmad yang berdiri di seberangnya.