Tiga orang perampok yang menyerah, satu di antaranya adalah seorang perempuan yang bersembunyi di semak dan mengendalikan aura rekannya agar tidak terasa adalah otak dari rencana perampokan. Perempuan itu diikat kaki dan tanganya lalu dibuat berlutut di pinggir jalan. Sementara itu dua perampok lainnya bertugas memindahkan mayat rekannya yang berserakan di bawah pengawasan Tan dan Nahkoda Malin.
Madi telah mengumpulkan kembali semua pisaunya memerintahkan empat pengawal untuk memindahkan pohon, agar kereta bisa dibawa menjauh dari tempat pembantaian itu.
Kereta kuda sudah dibawa menjauhi tempat pembantaian. Datuk Laksamana berjalan mendekati kereta, tapi setelah mendekati kereta ia menyembunyikan ke dua tangannya di balik punggung karena tangan dan lengan bajunya penuh noda darah. "Sudah tak apa. Jangan takut lagi, ya?"
"Iya Atuk." Cil memperhatikan Datuk Laksamana yang wajahnya ada dua percikan darah walau kecil.