Engku Sulong dan Mai baru turun dari kereta kuda ketika melihat Cil dan Madi jalan santai karena lelah lari marathon tidak jauh dari arah rumah mereka. Melihat orang yang sangat dikagumi pada pagi hari dengan kabut yang sudah memudar benar-benar sebuah pemandangan segar bagi Mai pribadi.
"Tuan!" teriak gadis itu penuh samangat mengalahkan rasa lelah karena perjalanan jauh. "Tuan Madi! Tuan Cil ayo mampir ke sini. Akan saya buatkan minuman hangat."
Madi tertawa kecil. "Gadis itu selalu bersemangat! Ayo Tuanku, kita mampir ke sana."
"Ayo pak cik." Cil tak kalah semangat dari Mai sudah mulai berlari dengan menarik tangan Madi.
Sementara itu Engku Sulong tampak terdiam melihat sesuatu teronggok di atas teras rumahnya. Melihat Engku Sulong terdiam membuat Mai jadi melihat apa yang diperhatikan oleh pamannya itu.
Mai jadi membeku melihat yang dilihat oleh Engku Sulong.
"Acik..." Cil menggoyangkan lengan Mai begitu sampai didekat gadis itu karena Mai hanya mematung.