Puan Pong turun dari tempat tidur karena mendengar suara ayahnya, Datuk Laksamana. Ingin tahu juga apa yang bisa dilihat dari jendela kamar itu. Selain bisa melihat langsung ke halaman, jalan di depan gerbang istana dan dari sisi kanan jendela dapat melihat tangga utama untuk masuk.
"Pasti Cil tadi melihat kedatangan kita dari jendela kamar ini." ucap Puan Pong sambil menoleh melihat pada Cil yang sudah tertidur.
"Ya, tentu saja. Makanya dia tadi berlari keluar mengejar kita di acara penyambutan tadi."
Puan Pong berjalan kembali ke tempat tidur dan tersenyum ketika melihat anaknya sudah tertidur dalam posisi miring ke kanan. "Ya... sudah tidur lagi."
Datuk Laksamana melihat ke arah tempat tidur. "Tak apa, biarkan saja. Dia kan baru saja sembuh dari demam karena hujan."
Puan Pong mengusap rambut Cil dan mencium dahinya dengan penuh kasih sayang setelah itu kembali duduk bersama Datuk Laksamana.