Sementara itu di atas kapal perang berukuran sedang miliknya, Datuk Laksamana dan Puan Pong melihat hujan yang turun dengan gelisah. Mereka tentu saja gelisah memikirkan Cil yang bisa saja sedang sakit karena hujan yang turun.
Mereka baru merapat di pelabuhan ketika hujan mulai turun hari itu setelah seorang utusan datang membawa surat izin untuk berlabuh.
Prajurit berseragam Kesultanan Pagaruyung itu memberi hormat pada Datuk Laksamana dan melihat takjub pada kecantikan Puan Pong ketika menyampaikan izin di anjungan. "Maaf Datuk, tolong bersabar sedikit lagi. Kereta kuda dalam perjalanan ke pelabuhan. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi akan sampai."
"Tidak apa. Terimakasih sudah melaporkannya untuk kami." Sahut Datuk Laksamana.
"Kalau begitu saya mohon izin dulu Datuk. Ingin mengatur kereta yang akan segera datang."
Datuk Laksamana memberi izin dengan gerakan tangan kanan.
Prajurit itu segera berlalu. Keluar dari anjungan.
