"NAH!!!" seru Mai dengan suara keras membuat potongan semangka Engku Sulong melenceng.
"Ah..." keluh Engku Sulong karena potongannya jauh meleset.
"Itu sudah pasti salah satu 'penghuni' Danau Kembar!"
"Salah satu?" gumam Cil.
Mai duduk di samping Cil dengan semangat. Gadis itu sepertinya sangat suka dengan cerita-cerita menyeramkan. "Ya, salah satunya! Tapi kata warga yang pernah mendengarnya, yang kuda itu tidak pernah menggangu lebih. Hanya suara saja yang terdengar. Ada satu yang jahat menurut warga! Yaitu menyerupai kabut biasa, tapi kabut itu menyesatkan dan sering membuat warga atau pendatang menjadi hilang kemudian ditemukan sudah tak bernyawa!"
Cil melihat ke depan, ke arah Danau Kembar. Teringat bagaimana dirinya sempat tidak bisa keluar dari kabut tebal yang seolah tembok. Apakah benar itu ulah salah satu penghuni Danau Kembar. Tapi kemunculan sosok putri dari masa lalu yang merupakan jiwa dari keris hitamnya itu cukup membuat Cil yakin.