Cil tersentak bangun, membuka matanya cepat. Madi yang duduk di bawah tempat tidur, merasakan pergerakan dari atas kasur segera memalingkan tubuhnya. "Tuanku. Syukurlah Tuanku sudah bangun!" Madi segera naik ke atas kasur dan terkejut ketika melihat sesuatu dalam genggaman Cil yang masih berbaring.
Cil duduk perlahan dibantu Madi. "Pak cik, Cil bermimpi sesuatu." Cil memperlihatkan keris di tangannya.
"Bagaimana bisa?"
Madi sungguh tidak percaya dengan apa yang dilihatnya pada ke dua tangan Cil. Keris hitam milik almarhum Sultan Mahmud Syah II yang dititipkan oleh Madi pada Datuk Laksamana untuk disimpankan bisa ada pada Cil.
"Mimpi apa?"
"Cil mimpi didatangi seorang laki-laki. Tempatnya persis seperti sekarang, Cil baru bangun pak cik itu sudah duduk di tempat tidur ini."
"Lalu...?" Madi menunggu Cil mengingat mimpinya.
"Cil sudah pernah bertemu sebelumnya dengan pak cik itu."
Madi menahan nafas. "Seperti apa orang itu Tuanku?"