Dengan menggunakan kapal penjelajah milik Nahkoda Malin keluarga istana Pagaruyung itu akan berkeliling sungai seharian.
Yang Dipertuan Besar Yam Sakti dan Alam tentu saja heboh melihat lumba-lumba air tawar itu melompat bersama dengan cerianya.
"Mereka pintar sekali!" Alam berseru sambil melemparkan ikan yang cukup besar bergantian pada lima ekor lumba-lumba air tawar.
Empat ember berisi ikan sengaja dibeli dari pedagang di pasar sebelum kapal berjalan. Hal itu dilakukan agar para lumba tidak stress tiba-tiba melihat orang asing berteriak di dekat mereka.
"Apa Cil bisa bahasa isyarat seperti tadi?" Alam jadi penasaran ketika melihat Dulah melakukan bahasa isyarat yang diikuti oleh para lumba-lumba air tawar.
Cil yang berdiri bersama Alam memegang pagar pengaman kapal mengangguk. "Bisa. Diajari sama pak cik Dulah."
"Wuaaah... coba tunjukan Cil. Bang Alam mau lihat!"
"Benar Cil, bunda juga mau lihat." Yang Dipertuan Baginda Putri Jamilan juga ikut penasaran.