Chereads / Jalan hidup / Chapter 1 - Menangis itu juga perlu

Jalan hidup

Sumasjid_19RN6
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 5.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Menangis itu juga perlu

"Dara berlari ditaman indah penuh bunga,tempat yang seharusnya membuat nyaman menjadi neraka bagi dara.kakinya terus berlari menghindari panahan malaikat berhati iblis dibelakangnya,berusaha menghindar namun nyatanya kenyataan membawanya menuju kesakitan.bahwa dia telah ditakdirkan untuk terbunuh,hukuman tiada akhir itu dara berharap semuanya berakhir saat dia menutup mata"

Asyila menghela nafasnya.novel yang dibacanya kini ia tutup.langit diluar sana berubah mendung,perpustakaan tempat paling ternyamannya kini telah sepi.orang-orang telah usai dengan kegiatan membaca buku.

Bagi syila tidak ada hal yang lebih indah dari pada kesendirian,tidak ada hal paling ternyaman dari pada kesendirian.

"Sebenarnya apa arti hidup ini"

Mata teduh milik syila terus menatap rintik rintik hujan yang berjatuhan,senyum yang selama ini syila harapkan tak pernah datang dalam hidupnya.berkali kali syila membuat dirinya bahagia namun semuanya masih tetap sama,bahwa hidupnya memang menyedihkan.

"Maaf kak, perpustakaannya sudah mau tutup.kakak bisa datang besok lagi"

Penjaga perpustakaan memberintahu asyila untuk meninggalkan perpustakaan yang sebentar lagi akan tutup,asyila hanya mengangguk lalu mengambil buku yang dibacanya tadi untuk dibawa pulang.

Tubuh yang diselimuti jas hujan dengan telinga yang memakai headset,bibir asyila sesekali ikut bersenandung menyanyikan beberapa bait lagu yang membuat perasaannya tenang,dengan langkah pasti asyila memberanikan diri memasuki rumah dihadapannya sekarang.

ASYILA POV

Kulangkahkan kakiku memasuki rumah penuh penderitaan ini,mataku menelisik kesegala arah.tidak heran rumah ini gelap,pasti ayahku belum membayar tagihan listrik dan lagi lagi aku harus menjadi penanggung jawab.

Terkadang aku sangat membenci tuhan,bagaimana bisa tuhan menciptakanku disekeliling orang-orang penuh dosa.kenapa aku harus lahir jika takdirku hanya tersakiti,atau dimasa laluku aku pernah melakukan kesalahan hingga dimasa sekarang aku harus menjalani semua kesedihan ini.

Aku lelah dan membenci takdirku,tidak ada yang bisa membantuku kecuali diriku sendiri,tidak ada yang bisa mengertiku jika bukan diriku sendiri.bergantung pada orang lain hanya membuat beban,kamu tidak pernah tahu dibalik kata-kata manis yang terlontarkan oleh orang-orang.

Namun kembali lagi,aku hanya manusia biasa.sekeras apapun aku mencoba kuat pada akhirnya aku hanya gadis sma yang lemah dan tak berdaya,hanya bisa menerima semua caciam dan makian dari orang-orang yang ada disekelilingku.

"ASYILA KAU SUDAH PULANG"

Kuhela nafasku,aku ingin istirahat sebentar saja.bisakah panggilan itu tidak menggangguku.

"Asyila kesini kau,jangan berpura-pura tidur!"

Dahlia ibuku,tapi pantaskah aku memanggilnya ibu,jika setiap hari dia selalu menyakitiku.

"Buka matamu asyila!ayahmu belum membayar tagihan listrik dan kau anak satu-satunya disini!jangan menyusahkan sekarang kau keluar cari uang dan bayar tagihan!"

wanita itu terus membentakku,menarik kasar diriku untuk keluar rumah lagi,mendorongku dibawah guyuran air hujan.

"Ibu aku lelah,bisakah besok saja aku tak kuat sekarang bu"

"Asyila jangan membantah! sedari kau kecil siapa yang mengurusmu Hah,jadi anak yang menguntungkan sedikit!jangan terus menyusahkan"

Inilah yang kubenci, kata-kata kasar yang selalu mereka lontarkan kepadaku seperti pisau tajam yang menusuk jantung,sakit tapi tak berdarah.

"Kenapa ibu terus mengatakan itu,ibu aku tersakiti"aku menunduk tak peduli hujan itu terus mengguyurku.

"Siapa yang peduli kau tersakiti atau tidak,bukankah benar apa yang kukatakan. nyatanya kau hanya menyusahkan!"

Wanita terus membentakku,tanganku mengepal menahan amarah yang sedari tadi kutahan.rasanya ingin kupukul wanita itu berkali kali tapi aku kembali melemas,dia masih ibuku dan didalam hatiku masih ada sayang untuk wanita itu.meski aku harus tersakiti berkali kali.

"seharusnya ibu tidak melahirkanku,seharusnya ibu membunuhku!"kuberteriak frustasi,membiarkan tubuhku semakin mengigil karna air hujan.

PLAKK

"Jangan kurang ajar kau syila"

Ayahku aryo datang,menampar pipiku sangat keras lalu menarik ibu pergi.mereka meninggalkanku sendiri dibawah guyuran air hujan,aku kedinginan aku butuh perhatian mereka.ibu ayah jangan tinggalkan aku.

Tubuhku melemas,kujatuhkan diriku ditanah becek itu.air mata yang selalu kusembunyikan kini telah muak dan mengucur tanpa permisi,tanganku telulur mengusap air mata yang turun diwajahku. menengadah kelangit,aku berharap takdir kejamku ini diubah oleh tuhan,aku tak lagi mencintai diriku sendiri karna hidupku terlalu menyedihkan.

Meski aku tak mencintai diriku sendiri,aku tetap harus pergi meneduh yang pasti bukan dirumahku.jalanan sepi hanya beberapa kendaraan yang lewat,ntah kenapa hujan hari ini terasa sangat dingin.

Kulipat tanganku didepan dada,hujan yang turun begitu deras sekarang mulai berubah menjadi rintik-rintik.meskipun begitu rasanya masih sangat dingin ditambah aku sekarang memakai pakaian yang basah.

Langkahku terhenti didepan tong sampah,bedanya tong sampah dihadapanku hanya berisi tumpukan pakaian tak terpakai.aku heran,kenapa orang kaya selalu mudah membuang sesuatu yang masih berguna,apa mereka tidak sadar masih banyak orang yang membutuhkan,seharusnya mereka menyumbangkannya bukan membuangnnya.

Senyumku mengembang,akhirnya setelah berusaha mengobrak abrik tumpukan pakaian itu,aku telah menemukan pakaian yang pas untuk diriku sendiri.baru saja ingin memakai pakaian itu,aku mendengar suara yang sangat keras dan mengganggu,suaranya persis seperti panci yang dibanting.

Karna penasaran kulangkahkan kakiku mendekati asal suara tadi,dan mataku membulat sempurna.melihat lelaki dengan pakaian aneh yang tak bisa kujelaskan,merintih kesakitan diatas tanah becek itu.

"kau tidak apa-apa"ku dekatkan diriku kepadanya,berniat membantu tapi laki-laki itu malah menatapku kaget dengan derai air mata yang terus berjatuhan.

Aku tak mengerti kenapa atau mungkin aku bau dan dia menjadi kaget,tapi sungguh aku lebih baik dihina dan disiksa dari pada ditatap dengan cara seperti itu.aku tidak nyaman.

"syila"bibir lelaki itu bergumam lirih memanggil namaku, bagaimana dia bisa tahu namaku.apakah lelaki itu stalker atau hanya orang-orang yang suka merudungku.

Karna sesungguhnya aku tak mengenali semua orang yang selalue merudungku,bagiku itu tidak penting.mengingat wajah orang-orang kejam bukanlah hobiku.

"apa kau baik baik saja"sekali lagi kuulangi kata-kata ku,tapi lelaki itu malah memelukku sangat erat.

"syila jangan pergi lagi,maafkan aku"Aku tak tahu harus berbuat apa,otakku error.

"syila aku mencintaimu,kumohon maafkan aku"

lelaki itu terus memohon kepadaku, sepertinya membantu lelaki ini sangat salah.segera aku dorong lelaki itu dan meninggalkannya.

Tapi sebelum itu,kutatap wajahnya sebentar tidak terlalu buruk.wajahnya kecil tapi juga manis,tak ingin terlalu larut dalam ketampanannya segera kutinggalkan lelaki asing itu.

"saya tidak tahu apa yang terjadi pada anda,tapi sikap kurang aja anda memeluk saya tiba tiba sangat tidak sopan.ditambah lagi saya tidak kenal anda!"

Baru selangkah aku melangkah, Kembali aku balikkan badanku menghadap lelaki tadi.sedikit rasa kasihan dihatiku, tapi kutepis semuanya.hei!aku harus sadar dia orang asing,mungkin saja dia orang jahat yang menyamar atau memang dia pasien RSJ yang kabur.siapa tahu kan?

"lebih baik anda pergi ke psikiater,sepertinya kondisi anda tidak terlalu baik..saya pergi"

Kini aku telah memakai pakaian buangan tadi,tapi sekarang hatiku tak tenang fikiranku hanya terisi oleh lelaki itu.apa yang dia lakukan,apa dia tahu kemana dia harus pergi.

aku tahu ini terdengar konyol,kamu mengkhawatirkan seseorang yang sama sekali tidak kamu kenali, tapi inilah adanya bahwa aku sangat mengkhawatirkan lelaki asing itu.sungguh ini bukan diriku yang biasanya.