Di tengah malam yang dingin di dalam keheningan malam yang larut Oma tersadar.
Melihat Rafi berbaring di sampingnya.
"Oma itu sangat menyayangimu Rafi ... Oma tidak pernah membedakan mu dengan siapapun," gumam Oma dengan segala kesedihannya.
"Kalau begitu ceritakan bagaimana dulu masa kecilku, Oma," pinta Rafi menaikan kepala dan memeluk Omanya dengan manja.
"Karena dl kamu kembar jadi kamu dan Rafa itu sangat mencuri perhatian. Terlebih almarhum opamu sangat menyayangi kalian berdua," tutur Sang Oma.
"Apa dulu Oma tidak pernah sakit hati ketika opa menikah lagi?" tanya Rafi. Omanya tersenyum.
"Sudah jelas sakit hati, marah. Oma hanya wanita yang ngurus anak. Namun juga harus merawat kakek buyut kalian. Ketika oma sibuk merawat kakek buyut mungkin Oma tidak merawat diri Oma. Sampai Oma kusut, lesu, tidak bisa nyaman di pandang Opa mu."
"Loh ... tapi kan opa buyut, bapaknya opa. Seharusnya opa memahami dong ...." sahut Rafi tidak terima.