Bab 15
Melati menunduk dan memandangi tangannya lesu. Ia merasa sangat konyol, ia terlihat seperti gadis yang sedang patah hati. Napsu makannya hilang, selera humornya kacau, ia menghindari semua orang, susah tidur, dan bahkan sekarang ia takut pada Matahari. Seolah ia akan mati jika terkena sinarnya.
"Ini hari terakhir lo sama gue, yuk temenin gue jalan-jalan! Ntar kalo gue jalan sendiri, digodain cewek-cewek kurang belaian lagi." Bara duduk di tepian kasur dan menepuk kaki Melati pelan.
"Kamu gak kerja?"
"Kagak, gue free ini hari!" Bara mencubit gemas pipi Melati lalu beranjak keluar dari kamar.
Melati mencuci mukanya dan segera menyusul tuannya. Ia menghela napas berat saat melihat Elang di meja makan, sejujurnya ia masih kesal dengan Elang. Andai Elang tidak mengambil coklat itu, mereka tidak akan pergi ke Lombok dan Samudera tidak akan mengucapkan janji seperti itu.
'Aku benci Elang!' batin Melati.