Ponsel Dia terus bergetar karena ada panggilan telpon. Melihat nama kontak tertera Dia malas dan memilih lanjut menulis.
Bab 12
Elang tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa geli saat Melati menatapnya dengan mata berkaca-kaca seperti anak anjing yang meminta makan. Serius, tidak akan ada yang mengira kalau gadis ini seumuran dengan Sam. Dia sangat menggemaskan.
"Jangan tertawa!"
"Iya, gue gak akan ketawa! Lo mau makan apa?"
"Mie instan yang super pedas!"
"Hei! Itu gak sehat! Chef Yuni bisa marah kalo tahu ada yang bikin mie instan pagi-pagi begini!"
"Sekali ini saja," rayu Melati.
Melihat Melati seperti ini, membuat Elang ingin memilikinya untuk dirinya sendiri. Melati terlalu manis. Pasti menyenangkan, selalu bersama dengan gadis itu tanpa harus berbagi.
"Yaudah, tunggu di sini!" Elang mengusap gemas pucuk kepala Melati dan segera beranjak keluar dari kamar.
Meja makan sudah kosong, mungkin yang lain sudah pergi.