Apo rasa, Mile pernah mengatakan hal yang sama kepada Bible. Tapi kini Apo tahu apa yang dirasakan Bible waktu itu. Kelemahan. Rasa hancur yang tidak bisa diakhiri kecuali dengan kalah pada situasi. Juga tidak ingin orang yang dicintai kehilangan masa depannya.
"Aku ... lebih memilih Mile tetap kembali," kata Apo, kali ini mengucek matanya sebelum basah. "Un, siapa tahu dia bisa jatuh cinta lagi. Pada seseorang, mungkin? Aku juga begitu dulu waktu dengan Bible. Kupikir, aku tidak bisa memberikan hati pada orang lain. Tapi ternyata waktu bisa menyembuhkan segalanya."
"Oh ... begitu?"
"Iya, aku yakin Mile juga bisa sepertiku."
Si naga hijau pun ikut terbang mendekati Apo.
Brakh!
Kepakan sayapnya begitu tegas, dan Apo tidak bisa kendalikan perasaannya lagi setelah satu tangan naga disodorkan kepadanya. "Baiklah, jabat aku dan katakan siapa namamu."
"Maafkan aku, Mile ...." Apo pun memberikan tangan kirinya untuk mengimbangi si naga yang kidal. "Apo. Apo Nattawin Wattanagitipat."