Chereads / NEVER APART / Chapter 16 - BOOK 1 = 16 DESAHAN GILA 1 (21+)

Chapter 16 - BOOK 1 = 16 DESAHAN GILA 1 (21+)

Lucas menggigit pelan di sana sebelum memutari tonjolan itu dengan lidahnya. Panas. Perih. Nyeri. Geli. Nikmat. Semua menjadi satu saat itu.

Aleta pun memejamkan mata. Ahh... Ahh... I-Ini bukannya materi IPA tadi siang yang dia dengarkan lewat rekaman menteri pelajaran susulan? Yang membahas tentang reproduksi manusia. Dan prosesnya yang diambil dari pertemuan sel sperma dan telur yang ada di dalam rahim.

T-Tapi... Tapi apa Lucas benar-benar ingin membuat anak dengannya saat ini?!

Apa yang sebenarnya dipikirkan lelaki ini?

"Paman, jangan..." isak Aleta. Mendadak hatinya sangat-sangat sakit. Meskipun lelaki itu tetap saja membuat tubuhnya patuh dengan sentuhan-sentuhan yang lebih intim lagi.

"Sekarang pegangan di sini," kata Lucas. Lelaki itu membimbing kedua tangan Aleta ke lehernya untuk memeluk erat.

Aleta yang kesulitan tanpa bisa melihat apapun hanya bisa menurut dan menikmati sentuhan lain di dada kanannya. Lelaki ini sangat hebat. Dia juga mendatangi dada kiri Aleta dengan remasan-remasan yang intens. Dan Aleta yakin... Diantara sentuhan itu, Lucas pasti mendengar debar-debar jantungnya yang seperti kuda pacu.

"Hh..." desah Lucas.

Aleta sampai kaget mendengar lelaki itu juga melenguh dan menikmati sentuhan kali ini. Dia yang sudah tak bisa melawan apa-apa—memukul beberapa kali pun hanya memgenai tempat yang tak bisa dia tuju. Aleta pun terlarut dalam kegiatan itu seperti sedang mabuk minuman keras.

Rasa nikmatnya berubah jadi candu.

Lucas menggigit-gigit lehernya beberapa kali dan meninggalkan jejak. Lelaki itu juga menyentuh daerah paling pribadinya yang masih terbungkus celana dalam hingga membuatnya menggeliat tak karuan.

"Ahhh... Hhhh.. L-Lucas..."

"Hn?"

"L-Lucas k-kau yakin melakukan ini semua?"

"Kenapa tidak? Kau sudah membuatku marah. Dan ini hukumanmu, Aleta," kata Lucas. Tepat di sisi telinganya.

Sekujur tubuh Aleta sampai merinding karenanya.

"Aku... Aku..."

DEG

Jantung Aleta terasa copot saat celana dalam itu ditarik kebawah hingga lepas.

"Atur saja nafasmu. Rileks," kata Lucas. "Aku tahu ini kali pertamamu. Aku akan hati-hati."

Mata Aleta memanas. Tapi dia tak berani mengatakan apapun.

Lucas tak menunggu waktu lebih lama. Lelaki itu melebarkan kedua kaki Aleta dan menyentuh titik paling sensitif-nya yang hangat. Di sana sangat kering. Lucas mengecup jemarinya dengan saliva sebelum menyentuh lagi di sana ketika sudah agak basah.

"AH!"

Aleta langsung merasakan perbedaannya tanpa butuh waktu lama. Dia terpejam erat dengan jemari kaki yang meremas seprai ketika jari-jari itu memasuki jalur kewanitaannya yang lembut. Di sana sempit. Dan Lucas tanpa peduli menggodainya hingga semakin basah.

"Aleta, buka matamu aku ingin melihatnya."

Aleta justru membuang muka. "T-Tidak!"

Lucas pun mencium gadis itu dari samping. Mengikutinya. Tak akan melepaskannya hingga jari-jari di bawah sana semakin basah saja.

Aleta sudah lemas saat dirinya dilepaskan. Gadis itu hanya bisa mengatur nafas saat mendengar suara kemeja dilempar ke lantai lengkap dengan celana dan atribut lain yang tidak ingin dia bayangkan.

Aleta hanya berdebar lebih keras ketika ada benda hangat tegak yang menyentuh perutnya karena diduduki. Pinggulnya terasa keram. Namun dia juga tak bisa bergerak sedikit pun karena posisi itu menahannya.

Lucas mendadak merosot turun. Dalam hitungan detik, lelaki itu sudah di bawah dan menahan dua kakinya tetap lebar agar bisa mencicipi organ basah itu dengan lidah.

DEG

"J-JANGAN!"