Alfred duduk di sofa ruang tamu sambil melakukan panggilan telepon. Ia meminta cuti diperpanjang karena urusannya belum selesai. Alfred justru mendapati kabar bahwa, Julia akan segera menikah tiga hari yang akan datang.
[Kamu dan Icha harus hadir.]
"Aku usahakan untuk hadir. Icha masih belum menerima lamaranku. Selama dia belum memaafkanku, aku tidak akan kembali, Jul."
[Semangat, Al. Aku yakin, kalian akan menjadi pasangan yang bahagia. Oh, ya … selamat. Kamu pasti sangat bahagia karena akan segera menjadi seorang ayah.]
"Hem. Aku sangat bahagia dan juga sedikit cemas," ucap Alfred dengan wajah murung.
Di ujung tangga, Icha berdiri. Ia mendengarkan pembicaraan Alfred dan Julia. Seperti ada semut yang merayapi hatinya.
Kesal dan cemburu karena Alfred masih berhubungan dengan Julia. Ia berbalik menaiki tangga. Namun, baru menapaki satu anak tangga, ia mendengar kata-kata tulus yang membuatnya ragu untuk melanjutkan langkah.