"Hoam…."
Neina menggeliat di balik selimut. Tangannya menyentuh sesuatu yang terasa keras. Matanya terbuka lebar seketika, lalu menoleh ke samping.
"Selamat pagi, Sayang," sapa Satya. Laki-laki itu berbaring menyamping, dengan kepala ditopang menggunakan tangan. Ia tersenyum lebar menatap Neina yang masih kebingungan.
Mata gadis itu mengerjap beberapa kali, seolah sedang memastikan bahwa itu semua mimpi. Namun, sampai berkali-kali mengerjakan Mata, laki-laki itu masih ada di hadapannya. Seketika, ia pun sadar.
"AAH! Ke … kenapa aku di sini?" tanya Neina sambil mengedarkan pandangan. Tatapan itu berhenti di tempat, di mana ia dan Satya berbaring.
'Kenapa aku ada di kamar? Perasaan, semalam aku tidur di sofa?'
"Tidak usah heran. Aku yang menggendongmu ke sini. Kamu bisa sakit kalau tidur di sofa. Bagaimana, tidurmu nyenyak semalam?"
Satya mengedipkan sebelah matanya. Membuat Neina jadi salah tingkah. Ia bahkan tidak ingat seperti apa tidurnya semalam.