"Kenapa tidak mengirimkan makan siang lagi kemarin?"
"Maaf, Tuan … maksud Anda~"
"Rasanya tidak sama dengan masakan bi Imas atau istri saya. Jadi, pasti hanya kamu yang mengirim makanan itu. Terima kasih, Na," ucap Damian.
"Jadi …."
"Aku suka sama kamu. Bosan tinggal dengan anak dan istri, tapi … kamu malah dekat sekali dengan Fanie," ucap Damian berpura-pura sedih.
"Tu … Tuan … suka sama saya?" tanya Nana dengan hati bersorak kegirangan.
"Iya. Tidak boleh, ya?"
"Nana juga suka sama, Tuan. Kalau Tuan ingin tinggal dengan Nana, tidak masalah jika Nana harus meninggalkan rumah itu dan Fanie. Lagi pula, Nana cuma ingin menggunakan Fanie untuk mengambil hati Tuan. Saya tidak menyukai dia," kata Nana.
'Akhirnya dapat!' Damian bangkit dari kursinya dengan wajah yang yang berubah dingin. Tatapannya membekukan tubuh wanita itu, hingga terjatuh dari kursi.