"Ka … Kakak?"
"Iya, Aura. Ini kakak," sahut Julia sambil membuka tangannya lebar-lebar.
Gadis itu maju selangkah demi selangkah. Seolah tubuhnya adalah kapas yang terbawa angin. Terasa ringan saat menghampiri sang kakak. Hingga ia berhenti dua langkah di depan Julia.
Jika ia maju selangkah lagi, mungkinkah itu tanda perpisahannya dengan Satya? Aura menoleh ke arah dokter tampan yang pernah menjadi kekasih, sekaligus paman palsu beberapa minggu ini. Hatinya menolak untuk berpisah dengan laki-laki itu.
Perlahan-lahan, Aura mundur kembali, lalu berlari masuk ke mobil Satya.
"Aku mau pulang, Paman!" teriak Aura dari jendela mobil.
"Aura! Mau kemana, Nak? Kami keluargamu, Sayang," ucap Ambar membujuk gadis itu untuk tidak pergi kemana-mana. Namun, Aura menggeleng kencang, bahkan menutup telinganya.