"April!" pekik Damian.
Gadis berusia tujuh belas tahun itu hanya menatapnya dengan dingin. Ia benar-benar tidak menyangka jika pelaku yang telah membuat Julia keguguran adalah gadis itu. Ia mengenal sosok April sebagai gadis yang lugu, manja, dan supel.
Sama sekali tidak menyangka jika dia berani menyakiti orang lain. Terlebih tatapannya saat ini begitu dingin, seperti seorang pembunuh dengan kelainan jiwa yang sama sekali tidak mengenal takut. Berbalik seratus delapan puluh derajat.
"Kenapa kau berani menyakiti istriku?" tanya Damian. Tatapannya seolah menembus jantung gadis itu.
Deni membuka penutup mulut April. "Ck! Memangnya kenapa kalau aku membuatnya keguguran? Aku bahkan berencana membunuhnya, karena itu pantas dia dapatkan," jawab April dengan tatapan sinis.
Damian benar-benar terkejut dengan jawaban April. Dia benar-benar seperti menjadi orang lain. Sosok gadis polos dan baik hati sudah tidak terlihat lagi di wajahnya.
"Kenapa kau harus melakukan itu?"