Setelah sekolah dan kegiatan tambahan usai, aku menyempatkan diri ke perpustakaan. Beberapa buku tentang hewan air dan dinosaurus kubaca satu per satu. Kugambar bentuk hewan yang kemarin kutemui pada buku catatanku. Hewan itu mirip dengan Plesiosaurus. Dinosaurus air yang seharusnya sudah punah jutaan tahun yang lalu. Kuingat-ingat wujud hewan asing lain yang sebelumnya kutemui di bawah danau. Bentuknya tidak sama dengan hewan kemarin. Sepertinya mereka adalah dua makhluk yang berbeda.
Dua hari berlalu dari sejak itu. Aku masih tidak diperbolehkan mendekati danau di belakang rumah oleh kakek dan nenekku. Akupun belum menemukan waktu yang tepat untuk memanggil Kimi.
Di akhir pekan ini, aku mampir ke taman di sisi lain danau. Sambil melihat ke arah danau, aku teringat temanku. Bagaimana agar aku bisa memanggilnya tanpa menarik perhatian hewan lain? Aku ingin bertemu dengan Kimi.
Kulihat beberapa anak kecil sedang bermain di taman. Ada beberapa anak yang memberi makan ikan di kolam air. Aku ikut membeli makanan ikan dan melemparkannya ke sisi lain kolam air. Kolam itu seharusnya aman karena tidak tersambung dengan danau. Sambil melempar makanan ikan, aku mendapat ide untuk memaggil Kimi dengan makanan kesukaannya.
Beberapa orang dewasa yang sedang menjaga anak-anaknya berbincang di belakangku. Ada kasus baru terjadi lagi kemarin, seorang nelayan hilang. Kapalnya ditemukan kosong di tengah danau. Alat pancing dan barang-barangnya masih ada di perahunya. Tidak ada jejak dia tenggelam atau terluka. Polisi sedang melakukan penyelidikan. Hal buruk terjadi lagi di danau ini dalam waktu yang berdekatan.
Hari masih siang tetapi aku memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal. Kakek dan nenekku sedang tidak ada di rumah. Waktu yang tepat untuk memanggil Kimi. Kuambil tombak ikan milik kakekku untuk berjaga-jaga jika seandainya Plesiosaurus itu masih ada di sekitar sini. Makanan kesukaan Kimi kusiapkan, sekeranjang kecil remah-remah kue dan roti. Aku pun menuju limbung kapal.
Kulempar remah-remah roti ke danau. Ikan-ikan kecil berkumpul mendekatiku. Mereka berebut memakan remah-remah roti itu. Dengan waspada aku melihat ke sekitar danau. Tidak ada tanda-tanda gelombang air seperti waktu itu. Beberapa gelembung air pun muncul ke permukaan. Bayangan ikan Sturgeon albino muncul.
"Kimi!"
"Dee! Kau baik-baik saja kan?"
"Iya, aku tidak berenang ke danau sejak terakhir bersamamu. Bagaimana denganmu?"
"Syukurlah teman! Aku baik-baik saja, tapi keadaan di danau ini sedang gawat!"
"Apa yang terjadi di bawah sana? Beberapa hari kemarin aku melihat seekor hewan air berleher panjang di sini"
"Ah! Makhluk itu sampai kesini!? Aku dan teman-teman sudah mengusirnya kemarin. Berani-beraninya dia masuk ke wilayah kami seenaknya! Ini semua gara-gara kristal ungu itu. Banyak makhluk air dari tempat lain yang singgah di danau ini karena tertarik dengan panggilan kristal itu"
"Jadi.. memang ada hewan air lain yang datang ke danau ini ya? Beberapa hari ini ada kasus orang yang tenggelam dan hilang, apa mereka pelakunya?"
"Ya! Beberapa hewan itu menyerang manusia dan kapal-kapal yang dilihatnya! Kuharap kamu dan keluargamu tidak menggunakan kapal sampai mereka pergi. Tidak semua makhluk ini baik pada manusia."
"Iya, kakekku sudah tidak memancing lagi sejak kejadian-kejadian kemarin. Apa kamu tahu mereka datang darimana?"
"Mereka datang dari beberapa sungai dan danau di sekitar sini. Menyebrang dan sampai ke danau ini melewati lorong-lorong goa bawah air. Temanku ada yang berhasil megumpulkan informasi dari mereka. Seseorang menyuruh salah datu dari mereka untuk membawa kristal ungu itu ke beberapa danau, termasuk danau ini. Kristal itu memancarkan cahaya yang akan memanggil kami pada malam hari. Mereka menyuruh kami, hewan-hewan yang mendapat kekuatan dari Water Spirit, untuk berkumpul di Danau Superior"
"Berkumpul di Danau Superior? Untuk apa?"
"Ya, kami diminta berkumpul disana bulan purnama ini. Belum tahu apa maksud dan tujuan mereka..."
"Apakah kamu juga akan pergi kesana?"
"Aku tidak tahu... Aku tidak ingin kesana... Tapi kami diancam jika tidak pergi kesana..."
"Kimi, aku punya firasat buruk soal ini, sebaiknya kamu jangan ikut pergi kesana. Kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelah semua berkumpul disana kan? Bagaimana kalau mereka punya niat jahat?"
"... Dee, kita bertemu lagi besok sore disini. Aku harus pergi menemui teman-temanku"
Seiring perginya para ikan-ikan kecil dari permukaan, Kimi pun menghilang ke dalam danau. Menurut temanku, pertemuan para makhluk air istimewa itu diadakan di Danau Superior pada malam bulan purnama. Itu berarti dua minggu lagi. Danau Supperior sendiri adalah danau terbesar di Amerika Utara. Jauh lebih besar dan lebih dalam dari Danau Winnebago ini. Jaraknya sekitar 350miles dari kotaku.
Seharian itu aku tidak bisa menyembunyikan rasa gundahku. Kakek dan nenekku sempat khawatir, namun aku bisa beralasan dan membuat mereka tenang kembali. Malam hari ketika aku akan pergi tidur, orang tuaku menghubungiku. Berbincang dengan mereka membuatku senang. Aku pun bertanya pada merek tentang Danau Superior, apakah ada legenda atau cerita tentang makhluk air misterius disana. Ternyata ada!
Menurut Ibuku, ada legenda tentang ular naga air di Danau Superior. Salah satu cerita tersebut berasal dari abad ke-18, tentang kesaksian seorang pelaut yang kapalnya diserang oleh ular raksasa. Beberapa kru kapal ditangkap dan dililit oleh ular itu lalu dimakan. Ada juga foto dari beberapa puluh tahun yang lalu yang memperlihatkan riak air tidak normal di danau. Seperti ada hewan besar yang muncul ke permukaan. Sekarang pun masih banyak orang yang percaya, bahkan ada organisasi khusus pengamat makhluk itu.
Menarik! Di setiap danau besar dan dalam selalu ada cerita-cerita tentang hewan-hewan misterius. Aku yakin disana pun hewan itu benar ada, sebagaimana Kimi dan legenda ikan raksasa di danau ini. Tetapi, apa hewan ini ada hubungannya dengan pertemuan pada hewan istimewa yang akan diadakan disana nanti? Atau ada sesuatu hal lain yang sedang terjadi di bawah sana tanpa sepengetahuan manusia?
Setelah mengobrol cukup lama dengan ayah dan ibuku, akupun tidur sedikit lebih malam dari biasanya. Dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar ada yang memanggilku dari arah danau. Bukan suara Kimi atau suara orang lain yang kukenal. Yang kudengar suara minta tolong seorang anak kecil. Dalam ingatanku, aku masuk ke dalam danau dan mencari sumber suara itu. Tidak biasanya, danau di belakang rumahku terasa dalam sekali, aku tidak bisa merasakan dasar danau. Di kegelapan, kulihat setitik cahaya terang. Aku berenang mendekat. Kulihat ada seorang gadis kecil terjebak di dalam gelembung udara. Dia meminta tolong padaku untuk dikeluarkan dari dalamnya. Aku berusaha memecahkan gelembung itu tapi gagal. Di tengah usahaku, aku merasa ada banyak mata yang melihat ke arahku. Ternyata di sekelilingku sudah ada banyak makhluk air berkumpul, mereka melihat tajam ke arah kami. Akupun terbangun.
Sungguh mimpi yang tidak menyenangkan. Jantungku masih berdetak kencang dan keringatku bercucuran membasahi baju tidurku. Syukurlah matahari sudah terbit. Aku menarik nafas lega dan segera mempersiapkan diri untuk kegiatan hari ini.
Sepulang sekolah aku berkumpul dengan teman-temanku, mereka membicarakan bagaimana akan menghabiskan hari libur pertengahan semester nanti. Aku melihat kalender dan memastikan tanggal libur nanti, bulan purnama selanjutnya berada diantara tanggal-tanggal tersebut. Terpikir ide gila untuk pergi ke Danau Superior jika seandainya Kimi harus pergi kesana. Namun aku belum mendapat titik terang bagaimana mencari alasan dan cara untuk pergi kesana sendirian. Berenang sendiri di dalam air cukup beresiko, apalagi aku tidak tahu jalan pintas dan lorong-lorong menuju kesana. Sementara dengan jalan darat, perjalanan cukup jauh jika ditempuh dengan mobil. Untuk menggunakan pesawat terbang, aku harus mengeluarkan uang yang cukup banyak. Aku tidak ingin membuat kakek, nenek dan kedua orang tuaku curiga apalagi khawatir.
Sore hari aku kembali ke danauku. Kimi ternyata sudah menunggu. Aku ingin terjun ke danau untuk berenang dengannya tetapi Kimi melarangku. Akhirnya aku duduk di atas limbung kapal sambil melemparkan remah-remah roti. Ikan-kan kecil berkumpul di sekitar Kimi.
"Dee, ada yang harus kubicarakan..."
"Jangan bilang kamu akan pergi kesana?"
"... Iya..."
"Kimi!"
"Besok pagi aku dan teman-temanku akan berangkat. Perjalanan kesana cukup jauh jika melewati lorong bawah air. Kami harus memutar ke danau dan sungai lain terlebih dulu untuk menghindari manusia"
"Apa kamu yakin?"
"Ya, jika kami tidak pergi, mereka mengancam akan merusak danau ini dan mencelakakan manusia yang tinggal di sekitar sini. Kami sudah menjaga tempat ini selama ratusan tahun, melindungi dan menjaga keseimbangan danau ini sudah menjadi tugas kami. Kami tidak ingin sampai terjadi sesuatu yang membahayakan penghuni danau ini ataupun manusia di sekitarnya"
"Apa tidak ada cara lain? Kenapa tidak teman-temanmu saja yang pergi dan kamu tetap disini?"
"Tidak bisa... Ini sudah kesepakatan kami"
"Kimi..."
"Jika kami tidak kembali, generasi baru kami akan meneruskan tugas kami"
"Kimi! Jangan berkata seperti itu! Aku akan ikut pergi denganmu!"
"Tidak boleh, Dee! Kamu bukan bagian dari kami, kamu itu manusia!"
"Aku diberi kekuatan ini sejak lahir, bukan tanpa alasan. Aku yakin pasti bisa membantumu dan memastikanmu pulang kembali kesini dengan selamat"
"Dee... Sampai bertemu kembali"
"Kimi!"
Temanku menyelam dan menghilang, meninggalkanku sendiri dengan suasana hati yang kacau. Jika Kimi harus pergi besok, maka aku pun bertekad untuk pergi ke Danau Superior. Sekembalinya ke rumah, aku mencari informasi mengenai tempat itu dan tempat-tempat di sekitarnya. Aku mencari tahu apakah akan ada kegiatan atau acara yang terbuka untuk umum bagi remaja di tempat-tempat wisata sekitar. Aku harus membuat alasan yang bagus untuk bisa pergi kesana tanpa dicurigai keluargaku.
Hari pun berganti, sekali lagi aku memimpikan hal yang sama. Seorang anak gadis yang terjebak di dalam gelembung di dalam air. Aku yang berusaha menolongnya. Dan makhluk-makluk air yang entah kenapa terlihat lebih menyeramkan dari mimpiku sebelumnya. Apakah ini suatu pesan?
Sebelum matahari benar-benar terbit, aku pergi ke danau. Tidak ada tanda-tanda Kimi akan muncul di dekatku, namun kulihat ada gelembung udara di kejauhan. Bayangan putih besar samar-samar terlihat. Kimi muncul sebentar ke permukaan, samba melihat ke arahku. Dia lalu berbalik dan pergi. Kulihat di sekitarnya banyak ikan-ikan besar sepertinya yang berenang ke dalam danau. Bayangan mereka pun menghilang. Tidak sadar, aku meneteskan air mata. Aku merasa sedih berpisah dengan Kimi. Tekadku untuk pergi menyusulnya semakin kuat.
Di sekolah, setelah pelajaran usai, aku melihat-lihat poster yang ditempel di papan informasi. Kucari iklan kegiatan yang tanggal dan lokasinya tepat. Salah seorang teman sekelasku, Emma, memperhatikanku.
"Dee, kamu sedang mencari apa?"
"Oh Emma, ini, aku sedang mencari kegiatan untuk liburan nanti. Tapi aku ingin yang lokasinya dekat Danau Superior. Apa kamu tahu?"
"Dekat Danau Superior? Kenapa kamu mau kesana?"
"Aku penasaran ingin kesana, katanya pemandangannya indah. Aku kan suka berenang dan menikmati pemandangan danau, Emma"
"Oh iya ya, kamu suka danau. Anak-anak sekelas kita ada rencana mau mengajukan kegiatan perkemahan, tapi lokasinya belum ditentukan. Nanti kucoba usulkan lokasinya di dekat Danau Superior pada ketua kelas dan guru penanggung jawab."
"Benarkah? Aah terimakasih Emma, kamu baik sekali!?"
"Kalau lokasi tujuanmu diambil, kamu harus ikut loh ya!"
"Iya, tentu saja!"
"Nanti ku kabari lagi ya Dee!"
"Iya, terimakasih Emma!"
Bertambah satu harapanku untuk bisa pergi kesana dengan aman. Walaupun begitu, aku masih tetap harus mencari alternatif lain karena rencana tersebut masih belum pasti.
Tiga hari berlalu, Emma belum memberi kabar apa-apa. Selama tiga malam itupun aku terus bermimpi yang sama. Mimpi tetang anak perempuan yang meminta tolong. Perasaanku mengatakan bahwa anak itu ada hubungannya dengan pertemmuan para hewan istimewa. Rasa penasaranku bertambah. Aku ingin menolongnya.
Aku sudah menentukan acara lain jika rencana perkemahan teman-temanku tidak jadi mengambil tempat di sekitar Danau Superior. Aku akan memilih mengikuti acara wisata alam di Hutan Lindung Hiawatha. Lokasinya tepat berada di pinggir Danau Superior. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana meminta ijin untuk pergi kesana. Harus ada alasan yang kuat agar bisa diijinkan pergi berwisata ke kota lain seorang diri.
Terpikir olehku untuk berbohong, menggunakan nama teman-teman sekelasku atau menggunakan nama Kimi. Baru saja aku berniat untuk melakukannya, Emma menghubungiku.
"Dee! Kabar baik! Para guru pembimbing setuju untuk berkemah di dekat Danau Superior. Kita akan berkemah di perkemahan Fort Wilkins. Besok surat pemberitahuan akan dibagikan. Siap-siap ya!"
"Emma, terimakasih banyak!"
Suara teriakan kegiranganku terdengar oleh kakek dan nenek. Mereka bertanya soal berita menyenangkan apa yang kudapatkan di telepon, kuceritakan soal rencana perkemahanku dengan anak-anak sekelasku. Dengan senang hati mereka mengijinkan. Aku lega karena akhirnya bisa pergi menyusul Kimi ke sana tanpa harus berbohong atau membuat kakek dan nenekku khawatir. Semoga rencana ini berjalan lancar. Aku pun mempersiapkan diri untuk menyusul Kimi, dan mencari tahu soal anak gadis yang selalu muncul dalam mimpiku akhir-akhir ini. Jika benar dia membutuhkan pertolongan, maka aku akan menolongnya!