Suasana sepi ia rasakan kala Luna pulang ke rumahnya. Ia duduk di tepi sofa dengan lampu remang yang menyinari. Gadis itu mulai merebahkan tubuhnya ke belakang. Bersandar pada sofa besar yang kini menyangga tubuhnya untuk duduk dan melepas segala penat, gundah, gulana, dan gelisah yang dirasakannya. Ia ingin menikmati sepi sembari mencoba menyelami keadaannya sekarang ini. Ditinggal sang kekasih menang bukan hal yang terlalu besar, juga sehari dua hari atau paling lama satu dua bulan perasaan sakit itu akan mulai terobati. Namun, Damian bukan sekadar kekasih untuknya lagi. Ia adalah calon ayah untuk bayi yang ada di dalam kandungnya. Rasa sakit dan rasa kehilangan itu akan terus ada menyertai hidupnya entah sampai kapan. Ia bahkan belum bisa membayangkan bagaiman wajah anaknya nanti kalau tau sang ayah sudah tiada sebelum mendengar kabar kehamilan dari mulut Luna sendiri.