Langkahnya gontai membelah trotoar jalanan yang terlihat begitu ramai. Luna berniat untuk kembali ke dalam bangunan kampusnya. Ia sudah enggan berbicara dengan Mira kalau hanya membahas pasal hak asuh dan nasib anaknya nanti. Ia masih waras, tubuhnya masih kokoh, dan jiwanya masih sehat. Pikirannya juga sudah jernih dan dewasa, Luna bukan bocah yang perlu dikasihani seperti itu. Ia adalah seorang perempuan dewasa sekarang ini. Ia tak butuh belas kasihan dari orang lain. Namun, Luna tak pernah mau egois dengan berpikir bahwa dirinya bisa melakukan ini sendiri. Ia tak pernah menutup diri dan menutup matanya pasal dunia juga lingkungan sekitarnya, tetapi kalau sudah menyinggung pasal calon bayinya, Luna adalah singa yang lapar! Ia bisa menerkam siapapun yang mengganggunya.