Tiba-tiba saja gadis itu berjongkok di depan sang ibunda. Membuat Aleta terkejut kala jari jemari putrinya menggenggam pergelangan kakinya. Ovra mulai menangis saat tak ada suara yang menyela. Inilah penyesalan terbesar di dalam hidupnya. Ia tak menyangka kalau ibunya akan terus bersabar untuk menunggu dirinya benar-benar luluh dan sadar. Wanita ini benar-benar sabar melakukan segalanya. Ia mengirimkan makanan dan segala fasilitas baik untuk sang putri. Bahkan, Ovra sempat mendengar kalau ibunya bertengkar dengan sipir penjara sebab terlalu sering mengusik tempat ini. Namun, wanita itu bergeming di tempatnya. Ia masih saja kokoh pada pendiriannya untuk memberi tempat terbaik dan paling nyaman untuk sang putri.
Hati Ovra mulai luluh akan hal itu. Ia merindukan ibunya dengan amat sangat.