Zahra masih asik menulis. Arfan memandangnya dengan tersenyum.
"Apa aku aneh?" tanya Zahra.
"Tidak, sana lanjutkan tulisanmu. Nanti idemu terbang jadi bahaya," ledek Arfan.
"Hehehe." Zahra tertawa lepas.
"Sepertinya hanya aku yang bisa membuatmu tertawa."
"Memang iya. Hehehe. Terima kasih. Oke deh. Aku lanjut dan kamu jangan memperhatikan aku." Zahra membuat Arfan mengangguk. Zahra lalu menulis.
****
"Heh! Emang gue apaan? Barang sampah kaya ini juga, dasar hmmm!" timpal Airis dengan sedikit menggerutu, dan cowok itupun melangkah keluar menuju mobilnya dan kemudian langsung masuk.
"Dada ..." cowok itupun berlalu, dengan perasaan masih jengkel Airis nampak menginjak-injak kacamata cowok itu tadi.
"Ih, ih, ih ...!" dan kemudian baru ia sadari kalau alamat Ayahnya tadi hilang, ia berjalan lemas.