Akhirnya aku nurutin keinginan orang tuaku dengan datang ke undangan makan malam keluarga Yashiko. Bener apa yang dikatakan Jason,ini juga demi kebaikanku. Jika orang tuaku sampai tau hubunganku dengan Neo,maka mereka akan berusaha menghancurkannya bahkan ayahku tidak akan segan menyewa orang untuk menyakiti Neo. Itulah yang berusaha aku hindari.
"Neo,tadi aku dapat pesan dari Tuan kalau makan malam nya dibatalkan soalnya nona Yashiko ada meeting mendadak"
"Seriusan? Yeaaay,aku senang banget"
"Malam ini kamu pulang ke rumah khan?",tanya Jason dengan nada serius padaku
"Aku malam ini ada rencana nginap di rumah Neo",jawabku jujur
"Aku mohon tunda keinginan kamu hari ini"
"Kenapa?"
"Tuan dan Nyonya hari ini ada di rumah,jadi kalau bisa kamu nginap di rumah. Menurutku ini yang paling aman saat ini"
"Oke,oke,aku bakal bilang sama Neo kalau gitu"
Kemudian aku langsung WA Neo dan bilang kalau hari ini aku nggak jadi nginap di rumahnya. Ada nada kecewa dari balasan WA nya. Dan bener kata Jason begitu aku sampai rumah di ruang keluarga sudah ada mama dan papa.
"Ashiraa,sini duduk,ada yang mau papa omongin"
"Iya pa"
"Gimana Yashiko? Kamu sudah ketemu dia khan?",tanya papa dengan nada serius
"Sudah pa. Biasa aja sih",jawabku jujur
"Biasa gimana? Menurut mama dia wanita yang kuat selain cantik tentunya",sahut mama
"Ashiraa,papa bingung dengan kamu,kamu mau wanita yang seperti apalagi? Sudah banyak wanita yang papa kenalin denganmu,tapi satu pun tidak berhasil menggaet hatimu",ujar papa lagi. Kalau aku bisa jujur bukan wanita yang aku inginkan,aku hanya mau Neo. Aku mau Neo yang menemani hidupku. Apakah papa bakal menerima Neo. Apakah papa bakal menerima anak laki satu-satunya menyukai seorang cowok. Tentu saja sudah pasti tidak. Mana ada orang tua yang menerima anaknya berbeda dengan anak lain.
"Ashiraa,mama rasa kamu perlu pikirkan Yashiko,dia wanita yang cocok untukmu",sahut mama sambil melihat mataku
"Iya ma"
"Jangan iya-iya aja Ashiraa,papa ingin kamu kali ini serius dengan Yashiko,minggu depan kita dan keluarga Yashiko akan bertemu,pertunangan kalian harus segera dilangsungkan",sahut papa tegas dan aku hanya bisa diam. Ingin rasanya aku berontak tetapi aku tidak punya daya apapun. Kemudian aku memutuskan masuk ke dalam kamarku saja. Tiba-tiba handphoneku berbunyi dan aku lihat kalau itu dari Neo.
"Ashiraa,kamu sudah tidur?",tanya Neo
"Belum,aku nggak bisa tidur"
"Aku kangen kamu Ashiraa"
"Aku juga kangen kamu Neo"
"Nada kamu sedih gitu,kamu ada masalah?Kamu bisa cerita apa aja ke aku Ashiraa"
"Nggak kok Neo,hanya saja hari ini di kantor aku banyak kerjaan", ujarku berbohong
"Yakin?"
"Iya,bener kok"
"Besok kita bisa ketemu nggak? Kamu bisa mampir ke kafe aku khan?"
"Kamu mau buka kafe lagi? Kamu masih sakit Neo,nanti kalau ada apa-apa gimana"
"Tenang,aku nggak sendiri kok,ada Arthit yang nemenin",ujarnya dan itu membuat hatiku sakit. Beruntung banget Arthit bisa selalu di samping Neo,sedangkan aku yang sebagai pacarnya saja buat ketemu susah banget
"Oh"
"Kamu cemburu?"
"Nggak kok"
"Cemburu juga nggak apa-apa,aku malah senang"
"Neo,besok ada yang mau aku bicarakan"
"Soal?"
"Besok aja ya"
"Oke,oke. Ya udah kalau gitu,sampai ketemu besok ya. Selamat malam Ashiraa"
"Malam Neo"
Aku memutuskan besok akan jujur sama Neo. Aku akan menceritakan siapa aku sebenarnya. Kalau Neo mengajakku untuk kabur berdua,aku siap. Walaupun aku harus meninggalkan semua kemewahan yang aku rasakan selama ini,asalkan bersama Neo,aku akan bahagia.