Chereads / Rahasia dokter tampanku / Chapter 23 - Kamu ini sebenarnya siapa sih?

Chapter 23 - Kamu ini sebenarnya siapa sih?

Selena begitu terkejut melihat itu. Ia bangkit berdiri lalu menghampiri pamannya yang sebelumnya berniat membunuhnya.

"Paman, paman tidak mungkin kan melakukan hal itu?! paman selama ini baik denganku, pasti tidak mungkin mau membunuhku. Aku yakin pria ini salah! aku sangat yakin!" ujar Selena.

Pria berkepala botak itu yang memiliki nama Rav pun menundukkan kepalanya lalu tak lama kemudian ia menangis. Selena mengelus-elus punggung pamannya sambil sesekali melirik kearah Alfred. Ashley menghampiri Alfred dan berdiri disampingnya.

"Aku tadi mau mengejar mu tapi kamu dan pamannya Selena berlari dengan cepat. Jadi akhirnya aku memutuskan untuk menenangkan orang-orang disini," bisik Ashley.

"Hmm sudah kubilang kan kalau kamu tidak sehebat aku! aku agen rahasia senior sedangkan kamu junior. Jadi nurut saja jika aku memerintah!" jawab Alfred dengan suara pelan.

"Ish! nyebelin banget deh jadi orang," gerutu Ashley. Alfred tersenyum melihatnya setelah itu mereka berfokus pada Rav.

"Paman! paman! paman ayo jawab pertanyaan ku! kenapa paman diam saja?!" teriak Selena sambil mengguncang tubuh Rav.

Beberapa menit kemudian....

"Iya! paman lah ya melakukannya karena paman iri dengan kamu! kamu selalu dipedulikan, disayang, dan diperhatikan oleh nenek mu sedangkan anak paman tidak!" teriak Rav.

Selena diam mematung. Setelah itu ia berdiri dan berjalan kebelakang, menjauh dari pamannya.

"Nah berarti sekarang waktunya lapor ke polisi," Alfred mendekati Rav lalu mengambil ponselnya yang ada didalam kantongnya. Ketika Alfred mau menghubungi polisi...

"Tuan! tolong jangan laporkan saya ke polisi! saya tidak ingin masuk penjara. Tolong maafkan saya tuan! maafkan saya!" kata Rav seraya memegangi kakinya Alfred.

"Hey, seharusnya kamu minta maaf dengan Selena bukan dengan saya," ketus Alfred dengan wajah masam.

"Tuan! tolong jangan laporkan saya ke polisi! saya berjanji tidak akan melakukan hal ini lagi," tutur Rav. Alfred menoleh kearah Selena dan iapun melihat Selena menggelengkan kepalanya.

"Maaf, tapi orang sepertimu memang pantas mencicipi rasanya di kurung bersama tawanan lainnya," ujar Alfred. Kemudian Alfred menghubungi polisi.

Saat Alfred menghubungi polisi, tiba-tiba saja...

"Papa!" terdengar suara teriakan seorang anak pria. Mendengar suara itu, Alfred langsung menoleh kearah suara berasal sambil mengobrol dengan pihak kepolisian di telepon.

Tak lama setelah itu muncul anak pria yang menghampiri Rav. Anak tersebut berdiri disampingnya Rav.

"Papa, papa kenapa?" tanya anak pria itu.

"Ah pergi sana! dasar anak tak berguna!" teriak Rav seraya mendorong anak pria itu. Mendengar kata-kata Rav dan sikap Rav yang kasar terhadap anaknya, Alfred jadi teringat akan memori masa kanak-kanaknya.

Ketika anak itu hampir saja terjatuh...

"Ckckck kamu keterlaluan ya?!" ujar Alfred sambil menangkap anak pria itu.

Anak pria tersebut mendekati ibunya yang berdiri disampingnya Selena. Anak itupun memeluk ibunya dengan erat akan tetapi tatapannya tidak berhenti menatap sang papa.

Kemudian Alfred menghampiri Rav dan memborgol tangan Rav. Kemudian ia mengangkat Rav.

"Lebih baik saya yang bawa dia sekarang ke kantor polisi. Kalau menunggu polisi kesini, terlalu membuang-buang waktu," ucap Alfred.

"Hey! memangnya kau polisi sampai mempunyai borgol begitu?" tanya salah seorang pria yang ada didalam pesta.

"Ya, memangnya kamu seorang polisi ya? pasti sekarang kamu sedang cuti," ujar selena. Mendengar pertanyaan-pertanyaan itu, Alfred menatap kearah Ashley.

"Bukan kok, saya dokter spesialis kandungan dan mantan dokter bedah," jawab Alfred sembari tersenyum. "Hmm Ashley ikut denganku. Ah apakah ada yang mau ikut saya dan Ashley ke kantor polisi untuk menjadi saksi?" tanya Alfred.

"Saya! saya mau ikut!" ujar selena. Kemudian Alfred, Ashley dan Selena pergi ke kantor polisi seraya membawa Rav.

***

Di perjalanan....

"Hmm kamu itu tampan, berani dan cerdas. Sepertinya kamu tidak hanya seorang dokter saja deh," ujar Selena. Sepanjang perjalanan Selena terus saja memuji-muji Alfred membuat Alfred berbunga-bunga sedangkan Ashley merasa muak.

"Ah serius, saya hanya berprofesi sebagai dokter," singkat Alfred sambil melirik kearah Ashley yang memasang wajah masamnya.

"Ah begitu ya! aku pikir kamu adalah seorang polisi atau bahkan agen rahasia CIA. Aku ini penggemar berat agen rahasia CIA loh," jawab Selena. Mendengar hal tersebut Alfred dan Ashley saling bertatapan kemudian keduanya menatap kearah depan.

"Bukan, saya bukanlah seorang polisi maupun agen rahasia CIA," ketus Alfred.

"Ngomong-ngomong kudengar ada Agen rahasia tampan dan hebat. Itu adalah salah satu agen rahasia yang tidak bisa ditemui olehku! hampir semua Agen rahasia CIA aku temukan seperti misalnya Harrison, Jennifer, Carl dan lainnya. Tapi hanya satu yang belum ku temukan! dan satu lagi ada agen rahasia CIA baru! dia seorang wanita tapi aku belum pernah melihatnya juga," ungkap Selena.

"Haduh sudah deh Selena! jangan bicarakan masalah Agen rahasia CIA! aku tahu kamu ngefans banget sama mereka tapi ya jangan selebay itu juga!" bentak Ashley.

"Hmm Ashley jangan marah seperti itu, nanti kalau kamu sering marah wajahmu cepat tua dan keriput loh," Alfred memperingati Ashley yang marah-marah. Akan tetapi...

"Hoy! diam saja deh! aku ini awet muda tahu!" teriak Ashley sembari menjewer telinga kiri Alfred.

"Aduhhh Ashley, jangan jewer telingaku dong! aku sedang menyetir nih," kata Alfred. Setelah itu Ashley berhenti menjewer Alfred dan duduk dengan tenang di bangkunya.

"Hahaha kalian sangat lucu," gumam Selena sambil tersenyum.

Alfred dan Ashley melihat Selena dari kaca spion mobil. Setelah itu keduanya tertawa...

"Ah yang benarkah?" diwaktu yang bersamaan mereka mengucapkan kata-kata yang sama. Keduanya terdiam setelah mengucapkan kata-kata yang sama.

"Wah memang sepertinya kalian jodoh deh! aku suka bagian-bagian seperti ini," tutur Selena sembari bertepuk tangan.

Terlihat kedua pipi putih Ashley kini memerah. Sedangkan Alfred kini diam tak mengeluarkan sepatah katapun.

Tiga puluh menit kemudian....

"Oh jadi begitu ya, baiklah. Rick, Rico bawa orang ini ke sel tahanan!" pinta kapten polisi.

Setelah itu Rick dan Rico membawa Rav ke sel tahanan kepolisian. Kini tinggal disana terdapat Alfred, Ashley, Selena dan kapten polisi.

"Terimakasih atas bantuannya ya Alfred, akhir-akhir ini kamu selalu membantu pihak kepolisian mengatasi kejahatan," ucap kapten polisi.

"Aduh, Pak. Jangan dibahas didepan mereka dong," bisik Alfred. Kapten polisi melirik kearah Ashley dan Selena ketika mendengar bisikan Alfred.

"Hehehehe maafkan saya, Alfred," ujar kapten polisi.

"Ya sudah Pak kalau begitu kami permisi," Alfred bangkit berdiri. Kemudian iapun menghampiri Ashley dan Selena yang sedari tadi berdiri menunggunya.

"Ayo kita pulang," ajak Alfred.

"Wah kamu ini sebenarnya siapa sih?! sampai pihak kepolisian berterimakasih karena kamu selalu membantu mereka," ucap Selena seraya memegangi lengan tangan Alfred.

Alfred geleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya Selena yang seperti itu kepadanya. Sedangkan Ashley memasang wajah juteknya.