Chereads / Good Bye Love / Chapter 4 - Chapter 4: Sebuah Kata Sederhana Yang Tulus

Chapter 4 - Chapter 4: Sebuah Kata Sederhana Yang Tulus

Penyesalan, sebuah kata yang sering kali muncul diakhir.

Kyoko yang menyesali semua perbuatannya, berniat meminta maaf dan menebus segala dosanya, ia terlambat menemui Emi yang telah berhenti dari sekolah, Emi yang tadi pagi sebelumnya berangkat sekolah ternyata ia mengambil beberapa barangnya yang tertinggal, ia telah mengemas barang-barangnya pada malam hari, setelah itu ia langsung pergi dengan dijemput orang tuannya.

Kebingungan karena asrama Emi kosong, Kyoko langsung pergi menuju ke rumah Emi, tetapi setelah sampai di rumah Emi sama sekali tidak ada yang menjawab, Tiba-tiba Kyoko dihampiri oleh tentangga Emi dan berkata Keluarga Nakano Telah pindah. Bahkan tetangganya pun sama sekali tidak tahu mereka pindah kemana, karena kepindahan mereka mendadak.

Mendegar hal itu Kyoko shock dan kaget, karena ia sangat merasa bersalah ia yang membuat ayah Emi sampai dipecat, bukan itu saja ia bahkan membully Emi selama 3 bulan penuh.

"Kakak ini terlalu baik kepada orang lain bahkan gadis pembully yang membuat hidup orang lain hancur"

"Itu benar Frey, kau ini terlalu baik Kyoko itu sudah sangat keterlaluan, keluarga Emi bukan orang kaya membiayai Emi saja sudah sangat berat, Aku mendengar hal ini dari ayah ku, ayah Emi adalah teman kerja ayahku, ayahnya seorang pekerja keras, ayahnya bahkan rela tidak tidur demi membiayai sekolah Emi, tapi kemarin ayahnya dipecat karena Kyoko, Kyoko memfitnah ayah Emi dan mengadu ke ayahnya, ayah Emi pun dipecat" Ucap Izaki dengan nada kesal.

"Aku tahu, tapi saat aku melihat ia membully Emi, dari matanya ia terlihat sangat tersiksa dan ingin menangis"

Putus asa karena ia sudah tidak bisa menemui Keluarga Emi dan Emi, Kyoko hanya menangis sembari meminta maaf, tapu tiba-tiba muncul seorang gadis menghampiri Kyoko dan langsung menamparnya.

Plak!

"Kau yang membuat Emi menderita! bukan hanya itu keluarganya harus pergi dari sini karena kau! Mereka semua orang baik! hanya karena keegoisanmu kau membuat kehidupan orang lain hancur!"

Gadis itu menangis sangat keras bahkan sangat marah.

"Aku mohon jika kau tahu dimana mereka katakan padaku, aku menyesali semua perbuatanku dan aku ingin memperbaikinya ini semua salahku" ucap kyoko sambil menangis.

"Ini kesempatan terakhirmu, mereka pindah ke prefektur Yamanashi dan berikan nomor ponsel mu akan aku kirimkan alamatnya"

Kyoko pun langsung bergegas pergi menuju ke alamat yang diberikan.

Sementara itu Alfrey masih disekolah dan mengikuti pelajaran.

"Oi Frey, menurutmu Kyoko apa dia bersungguh-sungguh menyesal dan tulus meminta maaf?"

"Entahlah, hati manusia benar-benar tidak bisa ditebak tapi menurutku akan terjadi hal baik kedepannya"

Setelah 2 jam lebih perjalanan, Kyoko pun sampai ke tempat keluarga Emi pindah, Kyoko pun mulai mengetuk pintunya dan pintu pun terbuka yang membuka pintunya adalah ibu Emi, Ibu Emi Reina Nakano sangat terkejut dengan kedatangan kyoko.

"Kau!? putri Kyoko Harada, apa yang kau inginkan lagi apa belum cukup kau membuat keluarga kami menderita hah! dan juga Emi yang kau bully setiap hari! apa kau tahu bagaimana hancurnya hati ku! belum lagi suamiku yang telah bekerja keras sampai tidak kenal waktu dipecat karena perbuatanmu!"

Ibu Emi sangat marah karena apa yang dilakukannya kepada keluarganya.

"Pergi! apa yang kau inginkan lagi hah!"

Emi yang terkejut karena ada keributan didepan rumahnya langsung pergi melihat apa yang terjadi. Kyoko sambil menangis meminta maaf dengan berlutut.

"Kyoko..."

"Ini semua salahku! aku menyesal apa yang telah aku lakukan! aku minta maaf! aku akan bertanggung jawab apa yang telah aku lakukan! dan aku akan mengakui apa yang aku lakukan kepada Emi dan ayah Emi, aku mohon aku sangat menyesal"

"Bertanggung jawab kau bilang! ayah Emi setelah dipecat ayahmu ia shock berat sampai-sampai ia tertabrak mobil! dan keadaanya koma!"

"Kyoko walaupun kau selalu membully ku, aku hanya bisa sabar dan terus mengikuti permainan bullymu tapi kau tetap membuat ayahku dipecat! aku benci padamu! pergi dari sini!"

Ibu Emi dan Emi tak kuasa menahan tangisan mereka dan kemarahan mereka, pada akhirnya Kyoko pun diusir dan dia tidak dimaafkan.

Kyoko hanya terdiam dan tidak bisa berkata apapun selain minta maaf, ia tidak menyangka perbuatanya akan sampai sejauh itu. Ia pun pulang dan kembali ke asramanya pada saat malam, tatapan matanya kosong dan hanya bisa merenungi semua yang ia lakukan.

Saat kembali ke asrama semua murid perempuan dan laki-laki menatap sinis ke arahnya karena mereka sudah tahu apa yang terjadi pada ayah emi dan keluarga mereka.

"Tak kusangka, ada manusia sejahat itu, hei aku dengar dia membully Emi selama 3 bulan penuh dan Emi hanya menangis tanpa melawan, tidak kusangka saat malam hari Emi menangis karena perbuatannya"

"Apa! dia benar-benar jahat, seharusnya ia sudah dikeluarkan dari sekolah"

Kyoko pun jadi bahan gibahan dan ejekan oleh para murid perempuan.

Pada saat itu orang tua Kyoko sudah ada di kamar asramanya yang telah menunggu Kyoko, sesampai dikamar tiba-tiba ayah kyoko menamparnya.

"Kau! siapa yang mendidikmu untuk menjadi sampah seperti itu! aku menyekolahkanmu bukan untuk jadi pembully dan kau berbohong kepada ayah! Kau memfitnah ayah Emi sampai-sampai aku harus memecat karyawan terbaikku! apa kau sudah tidak punya otak hah!"

Ayah Kyoko sangat marah dan malu apa yang telah ia lakukan, ia tidak menyangka bahwa anaknya akan menjadi seperti ini.

"Kyoko ibu tidak pernah mendidikmu begitu, kenapa kau berbuat begitu, apapun yang kau inginkan sudah kami berikan, tapi kenapa?"

"Ayah dan ibu selalu bekerja! apa kalian tidak sadar aku sangat kesepian, aku selalu sendirian dirumah! apa kalian pernah secara langsung mendidiku dan menyayangiku seperti orang tua lainnya!"

Tiba-tiba kyoko berlari keluar asrama sambil menangis. Kyoko berlari sangat jauh sampai ke taman yang cukup jauh dari sana, ia pun menangis di taman tapi saat ia melihat ke depan ada Alfrey yang sedang duduk disana, Alfrey hanya terdiam melihat Kyoko yang sedang menangis.

Setelah melihat Kyoko menangis didepannya ia pun menghampirinya.

"Pergi kau! aku ini hanya seorang sampah!"

"Memang kau sampah! pada awalnya, menurutku kau bukanlah seorang sampah lagi sekarang, kau boleh menangis dan menyesal tapi jika kau benar-benar ingin berubah menjadi orang yang lebih baik lagi, aku bisa membantumu dibenci sekalipun aku tidak masalah, jadi andalkan aku ya"

Kata-kata Alfrey dan senyumannya membuat Kyoko seketika tatapannya berubah.

"Tunggu sebentar, namamu Alfreykan? kenapa kau ingin berbuat sampai sejauh itu demi diriku"

"Entahlah? aku juga tidak tahu mungkin hati nuraniku yang menyuruhku"

Alfrey pun pergi dari taman itu, tidak lama kedua orang tua Kyoko datang ke taman itu dan langsung memeluk Kyoko.

"Kyoko ibu minta maaf, maaf ini semua karena kami berdua tidak hadir untukmu dan menyayangimu"

"Benar kata ibumu karena kami berdua kau jadi begini maafkan kami, besok kita akan pergi ke keluarga Nakano dan meminta maaf"

Mendegar hal itu Kyoko menangis dengan keras, susana taman itu pun menjadi hangat, bahkan angin dingin dimalam hari pun tidak mereka rasakan. Keesokan harinya, keluarga Harada secara langsung meminta maaf kepada keluarga Nakano, Kyoko pun meminta maaf setulus-tulusnya kepada Emi, sedangkan Ayah Emi yang dirumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Keluarga Harada dan Biaya Sekolah juga Emi akan ditanggung oleh keluarga Nakano sampai lulus.

Disekolah Kyoko juga meminta maaf kepada seluruh murid disana karena kelakuannya kepada Emi, walaupun telah meminta maaf masih banyak yang membenci Kyoko tapi tidak sedikit ada yang memaafkannya.

Emi pun telah memaafkan Kyoko, sejak saat itu mereka pun telah bersahabat kembali.

"Hey kau, terima kasih jika bukan karena kau aku pasti sekarang aku masih seperti dulu, Alfrey Hayashi sekali lagi aku berterima kasih kepadamu"

"Namaku Emi Nakano, terima kasih juga karena telah membantu Kyoko"

"Eh? baiklah, kalian jangan sampai bertengkar lagi ya"

"Tentu saja, Hayashi kemarin kau dari mana sampai sejauh itu kau dari taman"

"Aku hanya kerumah sakit"

"Apa kau sakit?!"

"Tidak hanya pemeriksaan rutin saja dan membeli beberapa obat"

Tiba-tiba suara penguguman pun berbunyi dan ternyata Alfrey dan adiknya dipanggil ke kantor guru, sesampai dikantor guru Alfrey dijelaskan bahwa ia harus mengikuti ujian semester 1 sendirian besok karena sebelumnya para murid telah selesai ujian, Alfrey mendegar itu hanya terdiam dan berkeringat ia baru 1 hari masuk ke sekolah dan harus menjalani ujian, tapi berbeda dengan Alesya ia tampak tenang-tenang saja.