Dalam perjalanan menuju kamar Keana, mata Abian malah terfokuskan pada seseorang yang duduk di kursi ruang tamu di lantai satu sana. Ia tampak sangat senang karena menyungging beberapa senyuman lebar. Di depannya pun sudah ada sang gadis yang sangat Abian inginkan hadirnya.
Dari arah lantai dua, Abian hanya bisa mengepalkan tangan dengan eratnya. Usahanya untuk mengejar Keana akan semakin sulit saat orang di bawah sana masih berada di dekat gadis kecilnya.
Langkah Abian langsung mengayun cepat untuk menghampiri Keana. Gadis itu harus segera diamankan dari lelaki yang tengah berbincang dengan dirinya.
Bagaimana bisa hanya dalam kurung waktu kurang dari lima menit seorang lelaki telah datang untuk menemui gadisnya? Ehm, gadis yang menjadi incarannya tentunya.
"Ngapain lo?" tanya Abian dengan nada teramat dingin pada seorang tamu di sana. Manik Abian menatap dengan dingin pada lelaki di depannya. Sungguh menyebalkan.