"Argh!" ringis Keana dengan sekencang- kencangnya saat ia merasakan sebuah tarikan kuat dari rambutnya. Gadis itu pun langsung terseret kebelakang dengan melepaskan tangan penuh darah yang digunakan untuk memapah sang mama keluar.
Braak!
Pintu kamar inap Keana pun langsung tertutup rapat. Sarah yang semakin merasakan panik mencoba menerobos masuk kedalam. Namun nihil, pintunya telah terkunci dari dalam.
"Tolong! Tolong!" jerit Sarah seraya melihat lorong rumah sakit yang tampak sepi. Tak satupun tampak penjaga sedang bertugas ataupun seorang wali yang sedang menemani pasien disana.
Sarah yang berusaha mencari bantuan pun mau tak mau harus berlari untuk menemukan seseorang. Entah itu penjaga, perawat, atau hanya orang- orang.
Jarangnya pasien yang mendaftar kamar vip membuat lorong di kamar inap Keana sangat sepi. Selain itu letak kamar yang berada di paling ujung membuat suara mereka tak terlalu terdengar.