"Ohh.. berarti sekarang tinggal beli yang buat Mba Diva..."
Pandu hanya tersenyum tipis. Ia jadi teringat dengan tingkah laku Diva malam itu. Perempuan itu membeli cincin seolah itu memang untuk dirinya. Dan Pandu juga masih ingat dengan senyum bahagia Diva saat ia menuruti pilihannya. Dan juga saat wanita itu cemberut karena ia tak setuju dengan cincin yang menurut Diva bagus. "Astaghfirullah.. Lagi lagi saya memikirkannya." Gumam Pandu lantas meraup wajahnya frustasi. Seakan mengambil seluruh hal tentang Diva dari kepalanya. Detik berikutnya ia menghela nafas berat. 'Bagaimana dengan perasaan Dokter Diva?. Semoga dia menerimaku..' Batin Pandu
"Yang ini mas.. silakan dilihat dulu.. kira kira pacar mas suka gak?."