"Kamu kesambet ya?. sakit?." Bu Devina meletakan punggung tangannya pada dahi Diva cukup lama. Berusaha mencari suhu panas yang mungkin menandakan Diva sedang sakit. Namun ternyata tidak ada sisi yang panas sedikitpun..
"Aku mau nikah mah.." rengek Diva. Lebih ngeyel lagi. Dan maksa.
"Hidiih.. Emang kamu udah ada calonnya?." Tanya Bu Devina heran.
"Hmm... Sebenarnya... Aku cuma pengen Pak Pandu.. selamat mah.. Dan aku juga selamat.. cara satu satunya.. aku harus nikah..." Diva menatap Mama nya dengan raut benar benar serius. Ia tak main main kali ini. Ya , Menikah memang bukan hal sepele. Dan juga tak semudah membalikan telapak tangan seperti kata Pandu. Namun situasinya sangat mendesak Diva untuk berpikir seperti ini. Huh rasanya tak ada cara lain. Dan Ia juga tak mau membawa perkara ini ke polisi. Ya, Tio telah melakukan tindakan yang bisa terjerat hukuman atas perbuatan tak menyenangkan. Ya kurang lebih Diva tahu itu.