Diva menelan ludah gugup. Pandu sudah berusaha membantunya. Bahkan sampai mau berbohong untuk dirinya. Ahh.. Tidak mungkin ia menghancurkan rencana ini.
"Iya.. kami bahkan sudah menentukan tanggal akad nikah... minggu depan.." ucap Diva sekenanya. "Ya,.. minggu depan..ya kan mas..?." tambahnya biar lebih meyakinkan.
Pandu menghela nafas panjang sesaat. "Iya.." ucapnya. Lalu tersenyum tipis mencuri pandang ke arah gadis itu. Apa dia serius mengatakan akan menikah minggu depan?. Diva terlihat sangat santai mengucapkan kata kata itu. Dia bahkan memamerkan senyum yang entah tulus atau hanya terpaksa.
Tio mendengus kesal. Diva sudah jelas menyatakan pengakuan. Bahkan dengan berani ia juga menyebutkan waktunya. Pria itu pun mengerung gusar. Tiba tiba.. whung!. Kepalan tangan Tio bergerak secepat kilat mengarah pada Pandu dan seketika berhenti sebelum menyentuh kulit ustadz itu.