Sebuah mobil berhenti mendadak di sebuah rumah gubuk di daerah pinggiran hutan batas kota. Terlihat sepasang kekasih berserta bayi kecil dari hasil hubungan gelap mereka.
" Aku tidak tega Ren kalau sampai harus membuang bayi kecil kita ini. Hancur rasanya hati ini." Ratap Helen kepada Reno kekasihnya itu sambil menangis terseduh-seduh.
" Kita harus melakukan ini sayang. Mau tidak mau kita harus mengiklaskannya." Reno berusaha menenangkannya.
" Tapi kalau ada apa-apa dengan anak kita bagaimana? Apakah kamu tidak kasihan." Ratap Helen sambil terus berusaha mendekap erat-erat bayi mungil tersebut. Matanya tak henti hentinya meneteskan air mata. Bayi mungil itu sedikitpun merasa tidak terusik dengan nasib yang dihadapinya sekarang. Mimpi indah membuatnya terlelap dalam tidur bertemankan selimut hangat berbordirkan nama dirinya. Perlahan Reno mengambil bayi tersebut dari dekapan Helen. Sebelum ia meletakan sang bayi, Reno sempat mencium keningnya.
" Kalau kita berjodoh, suatu saat nanti kita akan dipertemukan kembali anakku sayang. Dan kita akan kumpul lagi bersama dalam kehidupan yang hangat. Maafkan Papa dan Mamamu sayang. Semua ini bukan keinginan kita berdua." Bisik Reno di telinga bayi mereka berdua. Setetes air mata keluar dari pelupuk matanya. Setelah itu ia langsung meletakan bayi tersebut tepat di depan gubuk kecil itu dan berlalu meninggalkannya.
****
Mentari pagi mulai menyinari alam semesta ini. Embun segar muncul diantara rerumputan dan dedaunan. Tapi pagi yang indah ini tiba-tiba saja terusik oleh suara tangisan bayi. Tangisan pilu bayi yang sedang merasa lapar dan dahaga. Tiada satu orang pun yang mendengar tangisan bayi tersebut. Yah, inilah kesalahan Helen dan Reno yang tanpa harus menyelidiki dahulu sebelum mereka meletakan bayi mereka tersebut. Mereka tidak tau sama sekali gubuk yang yang mereka tempati untuk bayi mereka itu tidak berpenghuni sama sekali. Tapi nasi telah menjadi bubur. Yang sekarang diharapkan oleh bayi itu hanyalah secercah keajaiban dari tangan tuhan yang bisa menyelamatkan dirinya dari kelaparan dan ancaman lainnya. Jeritnya terdengar sampai kedalam hutan yang dianggap oleh masyarakat sekitar sangat angker. Memang sering terjadi peristiwa-peristiwa aneh yang sering terlihat oleh masyarakat setempat. Dari peristiwa kemunculan tiga orang tua berjubah hitam, sampai dengkingan suara-suara hewan yang terdengar seperti sedang berpesta pora. Tak ada satupun dari masyarakat sekitar yang berani untuk masuk kedalam hutan larangan itu. Untuk sekedar mencari kayu bakar, mereka hanya berani mencari sebatas dipinggir hutan saja.