Chereads / BUKAN DIA TAPI AKU / Chapter 10 - CEMBURU

Chapter 10 - CEMBURU

Kevin dan Danzel menatap Anastasia yang tampak cantik sekali. Mata Kevin seolah tak mau lepas menatap Anastasia hingga Danzel menyikut lengannya.

"Awas matamu copot," kata Danzel.

"Dia cantik," jawab Kevin.

"Kalau begitu nyatakan cintamu kepadanya," sahut Danzel sedikit berbisik.

"Tidak!"

Pembicaraan kedua pemuda tampan itu terhenti saat Anastasia dan Meta sampai ke meja mereka.

"Maaf, jadi kalian yang menunggu. Jalanan macet sekali tadi," kata Anastasia. Gadis cantik itu mengecup pipi Danzel sekilas dan duduk di samping pemuda itu. Melihat Anastasia yang mengecup pipi Danzel membuat dada Kevin berdesir karena perasaan cemburu. Namun, dia hanya bisa diam dan berpura-pura tersenyum bahagia.

"Kevin bilang kau sakit kemarin, Dan?" tanya Anastasia.

Kevin mengangguk, "Hanya sakit biasa, biasalah Nas penyakit karena kelamaan menjomlo," jawab Kevin asal, namun tak urung membuat Anastasia dan Meta tergelak.

"Oiya, aku lupa, ini asisten pribadiku. Namanya Meta, dia jomlo juga loh. Cocok ni kalau kau mau pendekatan," kata Anastasia pada Kevin. Kevin hanya tertawa kecil, namun ia menyambut hangat uluran tangan Meta.

"Jadi, hari ini kau tidak syuting?" tanya Danzel. Anastasia menggelengkan kepalanya perlahan, "Karena tau kalian sudah kembali ke Jakarta, makanya aku meminta Mbak Lisa supaya mengosongkan hari ini untuk kalian."

"Oya, kalau kau ada waktu, mamaku ingin sekali bertemu denganmu. Beliau sangat menyukai semua lagu-lagumu," kata Kevin.

"Kapan kau akan membawaku menemui beliau, Dan?"

Kevin dan Danzel saling berpandangan, mereka tidak menyangka sama sekali jika Anastasia langsung mengiyakan permintaan Kevin.

"Kau bisa menelepon Kevin, biar aku, mengabarkan hal ini pada Mamaku dulu," ujar Kevin. Anastasia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Danzel menghela napas panjang, sebenarnya ia tidak ingin terus menerus berdusta. Tapi, Kevin tampaknya belum mau menuntaskan semua sandiwara yang ia mainkan.

Mereka makan dengan nikmat meski sesekali ada yang mengenali Anastasia dan meminta foto bersama juga meminta tanda tangan. Anastasia tampak dengan ramah meladeni permintaan mereka meskipun itu menganggu acara makannya.

"Kau tidak lelah dengan fans yang terkadang menggila seperti tadi? Minta foto, mencuri cium pipi bahkan meminta kenang-kenangan?" tanya Kevin.

"Sudah resiko aku, Dan. Selama mereka bersikap sopan, tidak jadi masalah bagiku. Aku senang bisa membuat mereka tersenyum bahagia. Lagi pula apalah artinya seorang pekerja seni tanpa para fans yang mencintai."

"Kau senang bekerja untuk Anastasia?" tanya Danzel pada Meta.Meta mengangguk, "Tentu saja, setiap hari aku bisa bertemu dengan artis top, bahkan bulan depan Mbak Lisa akan memasangkan Mbak Anastasia dengan artis Korea. Apa aku tidak senang? Ditambah lagi, bonus jika Mbak Anastasia minta dikawal diluar pekerjaan seperti ini," jawab Meta.

"Wooo ya jelas, aku kan bos yang baik. Masa iya aku membiarkan asistenku mau aku biarkan begitu saja dan berpenampilan kucel juga dekil, mau ditaruh di mana mukaku," seloroh Anastasia. Mereka hanya tertawa mendengar perkataan Anastasia. Meta sendiri juga sudah biasa menghadapi Anastasia yang terkadang seenaknya jika sedang bercanda.

**

"Jadi, bagaimana menurut pendapatmu mengenai Danzel dan Kevin?" tanya Anastasia pada Meta ketika mereka sampai di rumah.

"Menurutku mereka sangat menyenangkan, Mbak. Apa lagi mas Danzel, dia lucu dan menyenangkan," kata Meta.

Anastasia mengembuskan napasnya perlahan, "Kata Kevin, dia sakit parah," lanjut Anastasia. Meta menatap Anastasia dan mengerutkan dahinya, "Sakit?" tanyanya.

"Betul, dia menderita kanker hati, menurut Kevin sudah stadium tiga."

Meta terbelalak kaget sambil membekap mulutnya. "Ya ampun, sudah parah itu sih, Mbak."

"Iya, aku pernah membaca sebuah artikel kesehatan, jika sudah parah, pasien harus mendapatkan donor hati."

"Kasian, masih muda dan tampan."

Anastasia melihat ketertarikan di wajah Meta, gadis itupun mencubit dagu Meta perlahan.

"Kau menyukainya, ya? Ayo, mengaku!"

Wajah Meta memerah seketika, membuat Anastasia bertambah yakin bahwa Meta memang menyukai Kevin.

"Aku memang tertarik padanya, Mbak. Tapi, sepertinya dia menyukaimu," kata Meta serius. Anastasia tertawa geli, "Mereka itu bersahabat dekat, Kevin pernah bercerita kepadaku bahwa Danzel dulu hampir menjadi adik iparnya. Adik Kevin meninggal dunia karena kecelakaan pesawat, bahkan jasadnya pun tidak diketemukan. Sejak saat itu Danzel tidak pernah memiliki pasangan."

Meta mendengarkan cerita Anastasia dengan penuh perhatian. "Tapi, kenapa kau bisa mengatakan bahwa dia menyukai aku, Met?"

"Mbak, biar jelek begini aku pernah kuliah dan mengambil jurusan psikologi. Jadi, aku paham bagaimana gerak gerik dan bahasa tubuh seseorang. Dan, saat aku melihat gerak gerik Danzel, tampak jelas bahwa dia menyukaimu, Mbak. Bahkan saat Mbak mencium pipi Mas Kevin dia membuang wajahnya seolah tidak ingin melihat. Tidak hanya itu, saat Mbak menyuapi Mas Kevin dan bermanja pada Mas Kevin dia selalu memalingkan muka."

"Hanya perasaanmu saja," kilah Anastasia.

"Perasaan bagaimana sih, Mbak. Sudah jelas terlihat, kok kalau dia mencintaimu, Mbak," kata Meta sedikit ngotot.

"Tapi, jujur saja. Aku selalu merasa bahwa mereka berdua sedang menyembunyikan sesuatu dariku, Meta."

Meta menautkan sepasang alis matanya yang tebal dan menatap Anastasia.

"Maksudmu, Mbak?"

"Entahlah, hanya saja saat aku pertama bertemu dengan Kevin aku merasa dia berbeda. Dari suara, lalu ada beberapa hal yang penting tapi tiba-tiba dia lupa. Bahkan harus aku ingatkan. Tapi, saat kami chating aku merasa dia benar-benar Kevin. Tapi, kenapa saat aku bersamanya aku merasa dia seperti orang lain."

"Hanya perasaanmu saja, Mbak."

"Ah, percuma saja bicara denganmu jika kau ngotot mengatakan hanya perasaanku saja," gerutu Anastasia sambil mengerucutkan bibirnya. Meta hanya terkikik geli, "Ya sudah, Mbak. Sekarang sudah hampir jam dua belas malam. Lebih baik, sekarang Mbak tidur. Besok Mbak masih harus syuting dan juga ada pemotretan untuk keperluan promosi film Mbak yang terbaru. Jadi, kita harus sudah berangkat pukul tujuh pagi," kata Meta.

Anastasia mencebikkan bibirnya, "Pemotretan untuk promosi? Bersama Steven?" tanyanya. Meta menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja Mbak, bersama Mas Steven dan beberapa artis pendukung lainnya. Kalian kan harus jumpa pers juga besok malam."

Anastasia langsung mengembuskan napasnya dengan kasar.

"Besok kau jangan biarkan aku berdua Steven tanpa siapapun. Pokoknya jangan biarkan aku sampai berduaan dengan Steven, paham?"

"Memangnya kenapa, Mbak?"

"Aku tidak suka caranya menatapku juga caranya mendekatiku."

"Baik, Mbak. Aku mengerti, besok aku akan selalu menempel padamu, hingga dia tidak bisa berduaan denganmu,sekarang kau tidurlah. Jika besok kesiangan Mbak Lisa mengamuk padaku."

Anastasia mengangguk dan tersenyum.

"Baik, aku akan tidur."

Meta tersenyum dan langsung keluar dari kamar Anastasia. Ia memang tinggal di rumah Anastasia, Lisa sengaja supaya Anastasia juga tidak merasa kesepian. Setelah Meta keluar dari kamarnya, Anastasia pun langsung berbaring dan tak lupa ia meraih ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan singkat untuk Kevin. Hanya dua kata, 'Aku mencintaimu'.