Chereads / BUKAN DIA TAPI AKU / Chapter 11 - KEJUTAN DI LOKASI SYUTING

Chapter 11 - KEJUTAN DI LOKASI SYUTING

Anastasia terkejut saat melihat Danzel tiba-tiba berada di lokasi pemotretan sambil membawakan buket bunga mawar. Lisa yang sedang bicara dengan crew sampai datang mendekat saat melihat Anastasia yang berlari menyambut dan memeluk Danzel dengan wajahnya yang tampak sumringah. Hal itu tentu membuat beberapa wartawan infotainment yang hadir langsung memotret kejadian itu.

"Kau di sini? Bagaimana bisa?" tanya Anastasia.

"Meta yang memberi tahu lokasi, dan aku segera ke sini," jawab Danzel.

Eheem...

Sepasang sejoli itu langsung menoleh dan Anastasia tersenyum saat melihat Lisa sudah berdiri di dekat mereka.

"Mbak, ini Kevin. Sayang, ini kakakku sekaligus juga managerku," ujar Anastasia memperkenalkan Danzel kepada Lisa.

"Oh, ini rupanya yang bernama Kevin. Akhirnya kita bertemu juga, ya. Baiklah, Anastasia harus kembali melakukan sesi pemotretan, kau bisa bicara denganku di sana, ya," kata Lisa sambil menunjuk ke tenda yang khusus di persiapkan untuk crew artis. Anastasia mengangguk pada Danzel, dan pemuda itu langsung mengikuti langkah Lisa.

"Siapa?" tanya Steven saat Anastasia kembali dan berpose di sampingnya.

"Menurut penglihatanmu, dia siapa?"

"Pacarmu?"

"Kalau bukan pacar tidak mungkin dia membawakan buket bunga, kan?"

Anastasia melihat kekecewaan di wajah Steven, sejak awal memang dia sudah melihat gelagat tidak beres. Selain fans, Steven memang ingin mendompleng ketenaran dari Anastasia. Ia sempat berpikir jika ia bisa dekat dan digosipkan sedang berpacaran dengan Anastasia tentu popularitasnya akan bertambah naik. Tapi, sayang sekali ada duri penghalang. Sepanjang durasi pemotretan Steven berusaha untuk bersikap profesional meski sesekali ia mencuri pandang pada Anastasia yang tampak bahagia.

Sementara itu Lisa dan Danzel tampak sedang serius bicara.

"Jadi, kamu Kevin? Aku harus berterima kasih atas apa yang kamu lakukan pada adikku. Selama dua tahun terakhir, Anastasia berubah menjadi pendiam, menutup diri dan sangat introvert. Dia hanya mau keluar kamar saat jam makan. Tidak mau syuting dan lainnya. Hanya menulis skenario film, itupun ia menyembunyikan identitas dirinya."

Danzel menatap Lisa, rasanya tidak bijak jika ia harus berdusta juga kepada Lisa. Danzel menimbang dan akhirnya pemuda itu menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

"Mbak Lisa, aku harap Mbak jangan salah paham jika aku menceritakan hal ini kepada Mbak. Sebenarnya, aku bukanlah Kevin, Mbak."

Lisa tersentak kaget. Ia menatap Danzel penuh rasa ingin tau. Danzel pun menceritakan semuanya kepada Lisa. Tentang perasaannya, hubungannya dengan Kevin. Lisa mendengarkan dengan penuh perhatian. Dan, tanpa sadar air mata menetes dari kedua netranya.

"Aku tidak tau harus mengatakan apa. Tapi, aku salut pada persahabatan kalian berdua. Tapi, walau bagaimanapun juga, kalian tidak bisa membohongi Anastasia terus menerus, kan? Tapi, aku sendiri ragu apa dia bisa menerima semua ini dengan tegar. Ayah kami meninggal karena penyakit yang sama dengan Kevin. Dan, dulu Anastasia adalah orang yang paling terpukul setelah Mama. Hanya saja, dulu ada Mama yang mendampingi, lalu saat Mama pergi, semua berubah. Dan, kini senyum itu bisa kembali karena kalian."

Danzel mengembuskannya napasnya.

"Itu yang Kevin katakan, Mbak. Dia tidak ingin Anastasia kembali menjadi sedih dan mengurung diri. Jadi, dia memintaku menggantikan posisinya. Aku sama sekali tidak keberatan karena jujur aku juga kembali merasakan cinta saat bertemu dengan Anastasia, Mbak. Maafkan kami berdua," kata Danzel.

"Cinta kalian ini entah cinta apa namanya. Kalian tau bahwa kalian mencintai gadis yang sama. Tapi, salah satu mengalah dan yang satu meski mencintai tidak mah egois. Jujur aku terharu. Oya, apa orangtua Kevin tau akan hal ini?"

Danzel menganggukkan kepalanya.

"Tau, Mbak. Mama Kevin sudah tau semuanya. Beliau juga sudah meminta Kevin untuk jujur, tapi Kevin itu keras kepala, Mbak."

"Rahasiakan sajalah dulu pada Anastasia. Rasanya aku belum siap melihat dia kembali terpuruk."

"Aku akan membantu, Mbak. Aku juga ingin melihat Kevin bahagia, aku tau bahwa kebahagiaan Kevin adalah Anastasia. Sekarang ini kita hanya perlu berdoa untuk mereka berdua," kata Danzel. Sementara mereka bicara ada seseorang yang sudah mendengar dan merasa ikut terharu.

Selesai dengan pemotretan, Anastasia di dampingi Danzel,Meta dan Lisa bergegas ke sebuah mall di mana akan di adakan jumpa fans dan pers tentu saja, terkait dengan promosi film Anastasia yang terbaru.

"Kenapa jadi sore hari, Mbak? Bukannya acara diadakan malam, ya?" tanya Anastasia.

"Mbak tidak tau, ini kan pihak panitia yang menyusul schedule. Kita sudah tanda tangan kontrak tinggal ikut saja," jawab Lisa.

Saat mereka tiba, fans Anastasia langsung menyerbu membuat Lisa dan Meta sedikit kewalahan. Untung ada Danzel yang sigap merangkul Anastasia dan membawanya ke tempat acara berlangsung di lantai 4 mall itu. Acara diadakan di Cinemax karena akan sekalian ada acara Nobar bersama para pemain utama film terbaru mereka.

"Mbak Anastasia, apa pemuda yang tadi membawa bunga ke tempat pemotretan adalah kekasih Mbak?" tanya salah seorang wartawan infotainment yang tadi memang ada di lokasi pemotretan.

Anastasia menatap Lisa, dan saat melihat kakaknya itu memberi isyarat dengan kedipan mata, Anastasia bangkit dari tempat duduknya dan langsung menghampiri Danzel yang berdiri tak jauh dari Lisa.

"Iya, Mas benar. Perkenalkan semuanya, pria di samping saya ini bernama Kevin. Dia adalah kekasih saya. Jangan tanyakan dulu kami bertemu di mana dan bagaimana proses kami bisa menjadi sepasang kekasih. Itu akan saya jelaskan nanti, sekarang kalian hanya boleh bertanya seputar film baru saya. Anggap saja berita ini adalah bonus buat kalian," kata Anastasia.

Danzel yang sama sekali tidak siap tentu saja terkejut luar biasa. Ia tidak menyangka bahwa Anastasia akan memperkenalkannya pada awak media. Dan, sepanjang sisa acara Danzel hanya bisa diam dan mendampingi Anastasia.

Saat acara telah selesai, Anastasia yang ikut bersama Danzel di mobilnya tampak begitu senang.

"Kita langsung pulang, ya?"

"Kamu lelah?" tanya Anastasia. Danzel menganggukkan kepalanya, "Ia memang merasa kelelahan karena ia belum pernah mengikuti acara yang padat seperti yang Anastasia lakukan. Terlebih lagi ia lelah untuk berdusta.

"Ya sudah, antar aku pulang, ya. Ikuti saja mobil yang di kendarai Mbak Lisa," kata Anastasia lagi. Danzel tersenyum dan mengangguk.

"Maaf ya, kalau aku mendadak datang ke lokasi."

"Aku malah suka dengan kejutan yang kau berikan. Terima kasih, ya."

"Sama-sama sayang."

Setelah mengantarkan Anastasia pulang dan berpamitan pada Lisa, Danzel segera menuju ke rumah sakit. Ada sesuatu yang harus ia lakukan. Dan, seharusnya sudah sejak beberapa waktu yang lalu ia lakukan. Ia hanya berharap bahwa apa yang saat ini ia akan lakukan membawa hasil yang baik.