Angela mengembuskan napas panjang. Dia sudah bisa menduga bahwa mereka tak akan segera pulang ke rumahnya. Yeah, mana mungkin. Tatapannya nanar menembus kaca jendela mobil yang telah berhenti, menatap pantai yang tak jauh di balik bangunan Waroo Café. Valdy tengah melepas seatbelt dan meraih ponsel dari dasbor. Angela mengembuskan napas panjang, sekali lagi, mencegah dirinya meneriakkan protes pada Valdy yang seenaknya.
Valdy turun lebih dulu. Angela mengamati sosoknya dalam diam, mengerjap saat melihat rambut hitamnya tersapu angin hingga ujung-ujungnya menutupi dahi hingga alis. Valdy menggoyangkan kepala dengan jengkel, menepikan rambutnya agar tak menyentuh mata.
"Kenapa sih lo harus sekeren ini?" desah Angela tanpa sadar dan memandang sosok tunangannya lekat-lekat. Sejenak kemudian Valdy menghampiri pintu di sebelah Angela dan sebaik mungkin Angela memasang ekspresi judesnya yang biasa.