Seperti kembali ke masa-masa remaja, Valdy berpikir. Sepanjang sore, ia menghabiskan waktu duduk berdua dengan Yuga di pinggir kolam renang. Lebih banyak diam, tak seperti dulu, dimana mereka akan saling caci dan hujat, dan berakhir dengan bergulat atau saling piting satu sama lain. Kali ini, diam, dan sepertinya Yuga juga memahami sikap Valdy.
"Gue seperti melihat pantulan gue sendiri di cermin." Yuga berkata setelah selama satu jam mereka duduk, bertukar kabar terkini mereka seperlunya. "Gue pikir, saat Tante Mirna menyebut lo berubah total, gue pikir tak seperti ini. Gue pikir lo hanya sedikit tertutup, atau malas mengobrol. Tapi... Ya, Tuhan..." Yuga mengusap wajahnya, tak henti-hentinya murung sejak tadi.
"Jika lo merasa nggak nyaman..."
"Apa lo nyaman seperti ini?" tukas Yuga tajam. "Apa lo nyaman menjadi orang lain yang bukan Vivaldy yang sebenarnya?
"Nggak." Valdy menjawab. "Tapi lama-lama gue terbiasa."