Seminggu setelah tiba di kota ini.
Takahiro menikmati pekerjaannya, begitu sibuk dan tak ada waktu untuk istirahat. Banyak yang harus dirawat, banyak yang harus dibenahi dalam sistem penanganan di sini.
Tak ada bentrok dari dokter-dokter yang lain. Mereka menghargai perbedaan yang Takahiro hadirkan. Mereka sangat mengerti bahwa Takahiro belajar di Jerman, ilmu yang ia kuasai berbeda dengan yang di terapkan di sini. Takahiro baru saja menginjakkan kakinya pada lapangan yang sesungguhnya, ini bukanlah praktek, ini bukanlah sebuah testing. Dokter-dokter senior di rumah sakit tempat Takahiro bekerja memaklumi dan menerima saran yang mereka pikir lebih efisien yang diajukan Takahiro.
Takahiro pun mengerti bagaimana menghormati seniornya. Ia tahu betul bagaimana cara menyampaikan pendapatnya pada yang lain. Sehingga tak ada salah paham yang terjadi. Ia bersyukur memiliki ayah yang pandai berkomunikasi. Bakat itu menurun padanya.