"Mari-san, apa kau punya nomor Makoto-sensei? Aku ingin meneleponnya." pinta Naoki.
"Tentu saja tidak." Mari menjawab dengan santai, seakan pertanyaan Naoki bukanlah hal penting.
Benar, tidak mungkin ia menyimpan nomor Makoto. lagi pula apakah Makoto pernah menelepon kemari?
"Oke kalau begitu. Aku ada di kamar jika Mari-san membutuhkanku." Naoki melangkah cepat menuju kamarnya. ia masuk dengan pelan lalu mengunci pintunya agar tak ada yang masuk dan mengetahui apa yang sedang dilakukannya.
Naoki menuju mejanya dan membuka layar laptopnya. Membuka beberapa folder lalu memasukkan data coding. Ia meretas internet rumah ini, lalu masuk ke jaringan telepon rumah. Mengecek nomor-nomor yang melakukan panggilan masuk ke rumah ini.
Beberapa nomor ponsel terlihat di layar, ada satu nomor rumah dan Naoki mencoba menghubunginya dengan ponsel lain yang ia bawa dari rumah ibunya.
Panggilannya tersambung, Naoki menunggu sapaan dari seberang sambungan telepon. Memastikan nomor siapa ini.