Rin dan Naoki memasuki ruangan neneknya. Segala sesuatunya sudah di persiapkan. Hanya tinggal 30 menit lagi menuju rapat besar dan penyerahan jabatan.
Tangan Naoki berkeringat dan sangat dingin. Ia gugup, lebih dari itu, ia takut.
Rin menyadarinya dan menyodorkan cangkir berisi minuman hangat. "Minuman manis ini ampuh membuat perasaan gugup pergi jauh-jauh."
Naoki menoleh pada Rin yang tersenyum lebar padanya. "Kau seperti aniki." ia tertawa, sekaligus bersyukur di dalam hatinya. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. "Terimakasih banyak Rin." katanya lagi sebuah senyuman lebar tersungging di wajahnya.
"Kau sudah merasa baikkan?"
"Luar biasa, minuman ini sangat ampuh! apa kau penyihir?" Naoki bergurau.
"Apa itu!" Rin menepuk lengan Naoki, "Tapi syukurlah karena kau sudah baik-baik saja."
***