Aroma makanan yang menguar dari dapur begitu menggoda Akane. Begitu matanya terbuka, ia sangat terkejut. Kesadarannya yang berpencar kesana-sini sudah berkumpul menjadi satu.
Sekarang ia ada di kamar utama. Bukankah semalam ia tidur di sofa?
"Jangan-jangan Makoto-san yang memindahkan aku?" Pekiknya tertahan. Ia tak mau Makoto mendengar kepanikannya di pagi hari. Dengan alasan seperti ini.
Ia segera melompat dari kasur menuju dapur. Tanpa memperdulikan wajah atau penampilannya. Langkahnya sudah sampai di meja makan. Dari posisinya, Akane bisa melihat Makoto yang membelakanginya. Sibuk dengan masakan yang belum rampung.
Ia masih mematung ketika Makoto berbalik dengan dua piring omurice di kedua tangannya.
"Oh! sudah bangun ya? selamat pagi, Akane-san." Sapa Makoto dengan senyum yang begitu rupawan.
Akane terpesona, hampir menganga karenanya. "Selamat pagi."