Naoki menatap lurus pada mata gelap Makoto yang penuh kebimbangan.
"Apakah ada yang aniki takutkan?" pertanyaan polos khas anak-anak yang Naoki lontarkan. Membuat Makoto tak punya pertahanan.
Makoto takut. Dia selalu takut akan apa pun. Takut memulai, takut gagal, takut tak pernah sampai pada garis finish. Makoto memang terlihat kokoh. Siapa pun akan terpesona dengan penampilan dan caranya bersikap. Tapi kebanyakan dari mereka, tak tahu Makoto yang selalu memeluk dirinya sendiri.
Naoki ada untuk itu.. Naoki yang bisa melihat jauh ke dalam Makoto. Tak akan membiarkan Makoto meninggalkannya setelah sejauh ini.
"Sekali lagi, aku adikmu aniki. Jika aku tak bisa memberimu kenyamanan dan membantumu saat kau kesulitan lebih baik aku menjadi orang lain."
"Kita sedang membahas apa sih?" Makoto mencoba mengelak. Ia tertawa, tapi Naoki tetap serius.
"Akhir-akhir ini aniki sangat aneh. Apa yang sebenarnya aniki sembunyikan?"
