Yamada-san yang membungkuk lalu disusul Akane yang ikut membungkuk dalam di hadapan Makoto, membuat Makoto merasa tak enak. Ia datang untuk meluapkan semua kemarahannya beberapa Minggu ini. Tapi, begitu sampai dan mereka melakukan hal yang tak pernah terbayangkan oleh Makoto. kemarahan itu lenyap entah kemana.
"Sudah Yamada-san, Akane-san! saya mengerti, angkat kepala kalian!" Meski perasaannya tak karuan, Makoto masih bisa mengontrol ekspresi wajahnya.
Yamada-san yang memang sudah bukan lagi wanita muda, sedikit menyentuh punggungnya lalu kembali duduk. Akane membantu dan kembali mendekat pada Makoto.
Ia mendorong punggung Makoto lalu mendudukkannya pada kursi yang terletak di depan meja Yamada-san.
"Apa anda benar-benar menyesal, Yamada-san?" Makoto bertanya dengan wajah penasaran.
Yamada-san tertawa. Lucu sekali, hari ini sudah dua kali ia mendengar pertanyaan itu dari dua orang yang berbeda.
"Kenapa anda tertawa? jangan mempermainkan aku!" Makoto mulai berang.